Rabu 09 Mar 2022 15:26 WIB

Warga Korea Selatan Memilih Presiden Baru

Pasien isolasi boleh menggunakan hak pilih mereka setelah pemungutan suara reguler.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Warga Korea mengantre untuk memberikan hak pilih mereka dalam pemilihan presiden, Rabu (9/3/2022).
Foto: Cho Soo-jung/Newsis via AP
Warga Korea mengantre untuk memberikan hak pilih mereka dalam pemilihan presiden, Rabu (9/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Rakyat Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (9/3/2022) memberikan hak suara mereka dalam pemilihan presiden (Pilpres) pengganti Moon Jae-in. Persaingan ketat terjadi antara kandidat partai berkuasa Lee Jae-myung yang menjanjikan peningkatan mata penacahrian dan oposisi Yoon Suk-yeol memperjuangkan masyarakat yang lebih adil.

Seperti dilansir laman Yonhap News Agency, enam jam setelah pemungutan suara dibuka pada 06.00 KST, pejabat komisi pemilihan melaporkan partisipasi pemilih rata-rata 20,3 persen secara nasional. Angka ini lebih rendah dari 24,5 persen yang dilaporkan pada waktu yang sama dalam pemilihan presiden sebelumnya pada 2017.

Baca Juga

Minat pemilih terlihat menunjukkan rekor dalam rekor jumlah pemilih dalam pemungutan suara awal pekan lalu. Lebih dari 16 juta, atau 36,93 persen, dari total sekitar 44 juta pemilih terdaftar telah memberikan suara mereka dalam pemungutan suara awal Jumat dan Sabtu pekan lalu.

Jumlah pemilih tersebut merupakan yang tertinggi sejak sistem pemungutan suara awal diperkenalkan pada 2014. Petugas pemilu akan menambahkan jumlah pemilih pada Rabu untuk melaporkan partisipasi pemilih secara keseluruhan mulai pukul 13.00 KST. Proses pilpres ini berlangsung pada saat Korsel mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang dipicu varan omicron.

Di tengah kekhawatiran tentang hilangnya hak suara ratusan ribu pasien Covid-19, pemerintah telah mengizinkan mereka meninggalkan karantina untuk memilih. Namun kurangnya persiapan menyebabkan kesalahan selama pemungutan suara awal, seperti mengumpulkan suara pasien virus dalam kantong plastik dan kontainer, bukan kotak suara.

Dalam pemilihan Rabu ini, pasien Covid dan mereka yang dikarantina diizinkan untuk memilih mulai pukul 18.00 sampai 19.30 KST setelah pemungutan suara reguler ditutup. Komisi Pemilihan Umum juga telah merevisi peraturan untuk memungkinkan mereka memasukkan suara mereka langsung ke kotak suara.

Persaingan Ketat

Persaingan ketat terlihat antara Lee dari Partai Demokrat yang berkuasa dan Yoon dari oposisi utama People Power Party. Survei yang dilakukan di semua jajak pendapat nasional pekan lalu menunjukkan keduanya bersaing ketat dalam margin eror.

Lee (57 tahun) merupakan mantan gubernur Provinsi Gyeonggi. Dia berjani akan menjadi presiden yang kompeten dan pragmatis yang akan menyelesaikan banyak hal baik dalam bidang ekonomi maupun hubungan luar negeri.

Yoon (61 tahun) mantan jaksa agung dan memicu gelombang kemarahan publik pada pemerintahan Presiden Moon Jae-in dan partainya yang berkuasa untuk menangkap pesan keadilan, akal sehat, prinsip, dan supremasi hukum.

Stasiun-stasiun TV besar dijadwalkan untuk mengungkap hasil exit poll bersama pada pukul 19.30, meskipun pengumuman tersebut dapat ditunda jika pemungutan suara pasien COVID-19 dan mereka yang dikarantina tidak ditutup sesuai jadwal. Penghitungan suara diperkirakan akan dimulai di seluruh negeri setelah pemungutan suara ditutup, dan pemenang dapat muncul beberapa jam kemudian jika penghitungan berjalan lancar, meskipun penghitungan akhir tidak akan selesai sampai Kamis pagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement