Rabu 09 Mar 2022 20:13 WIB

Gaikindo Harap Krisis Semikonduktor tak Pengaruhi Produksi Mobil

Sejauh ini, produksi dalam negeri belum terpengaruh oleh kelangkaan semikonduktor.

Red: Friska Yolandha
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan saat acara Indonesia Automodified (IAM) x IIMS Motobike Show 2021 di Senayan Park, Jakarta, Sabtu (27/11). Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap krisis kelangkaan chip semikonduktor yang terjadi secara global saat ini tidak mempengaruhi produksi mobil di Tanah Air.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan saat acara Indonesia Automodified (IAM) x IIMS Motobike Show 2021 di Senayan Park, Jakarta, Sabtu (27/11). Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap krisis kelangkaan chip semikonduktor yang terjadi secara global saat ini tidak mempengaruhi produksi mobil di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap krisis kelangkaan chip semikonduktor yang terjadi secara global saat ini tidak mempengaruhi produksi mobil di Tanah Air. Sejauh ini, produksi dalam negeri belum terpengaruh oleh kelangkaan semikonduktor.

"Yang lebih penting buat kita sebetulnya jangan sampai semikonduktor shortage mempengaruhi produksi mobil di Indonesia," ujar Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi di Jakarta, Rabu (9/3/2022)

Baca Juga

Nangoi mengatakan saat ini produksi mobil di Indonesia belum terlalu terpengaruh terhadap situasi kelangkaan semikonduktor global. Hal itu, kata dia, lantaran kendaraan yang diproduksi di dalam negeri bukanlah mobil listrik yang membutuhkan banyak chip semikonduktor.

"Kalau mobil kita mainannya sudah mobil listrik mobil plug in hybrid dan segala macam kebutuhan semikonduktornya makin banyak, tapi Indonesia mobilnya masih standar," kata Nangoi.

"Untungnya (di Indonesia) engine-nya masih combustion engine (mesin bensin), jadi kebutuhannya masih kurang dibandingkan mobil listrik," tambah dia.

Nangoi menegaskan bahwa sampai saat ini stok semikonduktor masih cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi Tanah Air. "Jadi jawabannya Indonesia diuntungkan karena saat ini ini belum full yang namanya electric car sehingga kita masih bisa melakukan suplai semikonduktor dari prinsipal untuk memenuhi kebutuhan domestik," ucap dia.

Industri otomotif global saat ini tengah kesulitan mendapatkan chip semikonduktor untuk produksi mereka. Kekurangan chip menyebabkan produksi produsen mobil menurun.

Produsen mobil terbesar Korea Selatan, Hyundai Motor Co, mengatakan penjualannya turun 12 persen bulan lalu dari tahun sebelumnya di tengah kekurangan chip global. Hyundai Motor menjual 282.204 kendaraan pada Januari, turun dari 321.068 unit setahun sebelumnya, kata perusahaan itu, dikutip dari Yonhap.

Sementar, Volkswagen tidak melihat kekurangan global semikonduktor berakhir tahun ini. "Situasi yang bergejolak akan memengaruhi kita setidaknya di luar paruh pertama tahun ini," ucap Kepala Pengadaan di dewan Volkswagen Murat Aksel dalam sebuah wawancara dengan Automobilwoche, dikutip Reuters.

Produsen mobil di seluruh dunia terkena kekurangan semikonduktor yang disebabkan oleh gangguan rantai pasokan COVID-19 serta permintaan semikonduktor yang melonjak di perusahaan elektronik konsumen. Aksel mengatakan jelas ada masalah struktural saat bermain, dengan permintaan akan terus naik di industri pembuatan mobil.

Dengan demikian, alih-alih melihat klaim kerusakan dari pemasok di belakang pada pengiriman chip, fokusnya adalah bekerja sama dengan mereka untuk memastikan ketersediaan yang lebih baik, katanya. Seharusnya menjadi lebih mudah untuk membuat prediksi yang andal pada tahun 2023, ketika kapasitas produksi semikonduktor lebih online, katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement