Kamis 10 Mar 2022 13:12 WIB

Penghapusan Tes PCR dan Antigen Dorong Perjalanan Wisata

Dihapusnya aturan PCR dan Antigen perjalanan domestik dorong kunjungan wisatawan.

Dihapusnya aturan PCR dan Antigen perjalanan domestik dorong kunjungan wisatawan.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf/wsj.
Dihapusnya aturan PCR dan Antigen perjalanan domestik dorong kunjungan wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Asosiasi agen perjalan atau Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Kalbar menyambut baik dan menyakini dengan adanya kebijakan penghapusan syarat PCR atau antigen untuk berpergian dengan berbagai jenis transportasi bisa meningkatkan kunjungan wisatawan. "Kebijakan penghapusan PCR atau antigen merupakan berita baik. Kami dari ASITA sangat menyambut baik. Hal itu akan mendorong mobilitas orang yang ujungnya juga berdampak pada perjalanan wisata dari suatu daerah ke daerah lainnya," ujar Ketua ASITA Kalbar, Ifan Ronaldo Barus Pontianak, Kamis.

Ia menambahkan, meskipun kebijakan penghapusan PCR dan antigen dihapus penting semua pihak memperhatikan protokol kesehatan. Dengan demikian, tidak terjadi gelombang COVID-19 selanjutnya. Kalau terjadi kembali maka aktivitas akan kembali terbatas dan mengganggu berbagai hal.

Baca Juga

"Tidak adanya syarat PCR dan antigen menunjukkan bahwa kita sudah normal atau kembali sebelum pandemi. Meski demikian tentu jangan lengah atau lalai dalam menjaga protokol kesehatan. Dengan itu semua aktivitas berjalan tanpa terbatas termasuk di sektor pariwisata," katanya.

Satu di antara penumpang pesawat tujuan Pontianak-Jakarta, Idrus menyambut baik tidak adanya kebijakan PCR atau antigen. Menurutnya hal itu tidak membuat penumpang sulit dan lainnya.

"Tidak adanya PCR atau antigen tentu tidak membuat sulit. Penting juga tidak perlu lagi melakukan tambahan pengeluaran biaya untuk antigen atau PCR. Biasa kalau mau terbang pesan tiket dulu juga ragu takut positif sebelum tes," kata dia.

Hanya saja kata dia dengan kebijakan tersebut secara pribadi atau masing-masing penumpang harus lebih maksimal menerapkan protokol kesehatan. Hal itu untuk mewaspadai dan menghindari COVID-19 karena yang melakukan perjalanan tidak ada lagi tes.

"Kita tidak tahu termasuk diri sendiri ada COVID-19 atau tidak saat melakukan perjalan karena tidak ada tes. Untuk itu saling jaga diri untuk protokol kesehatan penting. Namun secara umum kebijakan yang ada sudah selayaknya dilakukan. Dengan begitu aktivitas ekonomi dan lainnya kembali normal," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement