REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Miftah Farid menyebut Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) akan menandatangani kesepakatan kerja sama untuk pengembangan ekonomi halal. Proses kerja sama ini akan dilakukan di akhir Maret 2022 ini.
"Akhir bulan ini kita akan menandatangani kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif dengan Uni Emirat Arab. Salah satu section adalah bagaimana kita bisa mengembangkan atau membuka akses produk halal di negara tersebut," kata dia dalam Muhadatsah ke-8 Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Sabtu (12/3/2022).
Indonesia dan UEA disampaikan akan melakukan kerja sama terkait ekonomi komprehensif, termasuk perluasan pasar halal dari produk-produk Indonesia. Hal ini dilakukan sejalan dengan target Indonesia bisa menjadi pusat produsen barang halal dunia pada 2024.
"Mudah-mudahan akses pasar ini bisa membuka pasar sekelilingnya (UEA). Kita tahu Uni Emirat Arab adalah hub untuk pasar Negeri Syam dan negara lainnya," lanjutnya.
Guna mengejar target indonesia menjadi pusat industri halal dunia, salah satu caranya adalah dengan memperluas jangkauan produk halal dalam negeri. Hal tersebut juga menjadi perhatian Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di sektor promosi produk ke pasar dunia.
Saat ini, Farid menyebut Indonesia masih menjadi konsumen dari produk-produk halal dunia. Adapun pemasok pasar halal dunia masih dipegang oleh Brasil dan Amerika Serikat.
Dalam paparannya, ia menyebut kinerja ekspor Indonesia cukup menggembirakan, dengan nilainya mencapai 231,54 miliar dolar AS pada 2021, tertinggi sepanjang sejarah. Empat dari lima produk utama ekspor nonmigas adalah produk manufaktur, seperti CPO, besi baja dan produk elektrik dan elektronika.