REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam salah satu episode siaran langsung situs Masrawy, bekerja sama dengan Al-Azhar International Center for Monitoring and Electronic Iftaa, anggota Komite Fatwa Elektronik, Syekh Mahmud Al Sayed menerima pertanyaan dari seseorag yang merasa tidak khusyuk dalam sholatnya.
Dia mengajukan pertanyaan yaitu apakah ini tanda tidak diterimanya sholatnya? Dalam jawabannya, Syekh Mahmud Al Sayed menjelaskan perbedaan antara sholat sah dan sholat yang diterima.
Menurut dia, orang yang melakukannya tepat waktu serta memenuhi syarat dan rukunnya, maka sholatnya sah. "Sehingga orang tersebut tidak menuntut untuk mengulangi sholatnya lagi," ujar Syekh Mahmud dikutip dari laman Masrawy, Jumat (11/3/2022).
Namun, Syekh Mahmud Al Sayed menambahkan, apakah sholat itu diterima atau tidak, masalah ini hanya diketahui Allah SWT. "Bahkan orang yang berdoa itu sendiri tidak dapat memastikan bahwa ibadahnya, baik sholat atau ibadah lainnya, dapat diterima atau tidak," ucap dia.
Syekh Mahmud Al Sayed menjelaskan, kekhusyukan merupakan masalah hati. Dia pun berpesan kepada penanya agar tidak menjadikan masalah ini sebagai alasan untuk tidak melaksanakan sholat.
"Tidak boleh menjadikan masalah ini alasan bagi Anda untuk tidak shalat, dan Anda harus sholat dan mengerjakan sholat tepat waktu dan memeliharanya, dan berjuang dalam khusyukan," kata dia.
Keutamaan sholat khusyuk
Dalam buku berjudul "Tematik Al-Qur’an tentang Fiqih dan Ibadah”, Abd Rahman Ghazaly setidaknya menjelaskan empat keutamaan sholat khusyuk.
Pertama, orang yang sholat khusyuk dapat memperoleh kebahagiaan (keberuntungan) di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:
قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk k dalam sholatnya." (QS Al Muminun ayat 1-2).
Kedua, sholat khusyuk juga dapat memberi ketenangan dalam hati, dan tidak gelisah apabila mendapat musibah (cobaan) hidup. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ اِلَّا الْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan salat, mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya." (QS Al Ma'arij ayat 19-23).
Ketiga, sholat khusyuk juga dapat menghapus dosa-dosa kecil, selama orang yang sholat itu tidak melakukan dosa besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
من صلى ركعتين لا يحدث فيهما نفسه، غفر له ما تقدم من ذنبه "Barang siapa sholat dua rakaat, di dalamnya dia tidak berbicara sedikit pun dengan hatinya tentang urusan-urusan keduniaan, niscaya diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR Ibn Abi Sya'ban). Dalam hadits lain, Nabi juga bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ...مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ "Sholat-sholat fardhu menghapus dosa-dosa kecil yang dikerjakan di antara waktu-waktu itu, selama tidak ada dosa-dosa besar yang dikerjakannya." (HR Ahmad, Muslim, Tirmizi).
Keempat, sholat khusyuk juga dapat mencegah perbuatan keji dan munkar (dosa dan maksiat). Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:
اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ "Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar." (QS Al Ankabut ayat 45).