REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Keluarga sepasang anak kembar Hasan (8 tahun) dan Husen (8), yang yang meninggal dunia ditabrak pengendara motor gede (moge) Harley Davidson, sangat terpukul dengan kecelakaan tersebut. Namun, pihak keluarga disebut sudah ikhlas dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
"Mungkin sudah takdir," kata Hayati (31), sepupu Hasan dan Husen, saat dihubungi Republika, Ahad (13/3/2022).
Menurut Hayati, keluarga tidak akan memperpanjang masalah tersebut. Namun untuk proses hukumnya, keluarga telah menyerahkannya kepada pihak yang berwenang.
"Mau dipenjara atau apa, itu tergantung pihak berwenang. Kami masyarakat biasa tak terlalu mengerti masalah hukum," ujar dia.
Hayati berkata, keluarga sudah berdamai dengan pelaku dan klub motornya. Pihak keluarga tidak akan lagi menuntut kepada pelaku. Apalagi, klub motor para pelaku motor juga sudah beritikad baik untuk bertanggung jawab.
Pihak keluarga lebih memilih mendoakan korban, yang kini telah dimakamkam dalam satu liang lahat di permakaman keluarga di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran. "Kami tidak perpanjang masalah ini bukan karena telah diberi tunjangan. Tunjangan ratusan juta pun tak akan menggantikan nyawa. Ini sudah takdir, kami lebih memilih berdamai," kata dia.
Sebelumnya, sepasang anak kembar dilaporkan tertabrak rombongan konvoi kendaraan Harley Davidson di Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Sabtu. Akibatnya, anak kembar yang bernama Hasan dan Husen itu meninggal dunia.
Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas (Lantas) Polres Ciamis, AKP Zanuar Cahyo Wibowo, mengatakan, pihaknya masih melalukan pemeriksaan terkait kecelakaan yang menyebabkan korba meninggal dunia itu. Sejumlah saksi dari keluarga korban dan warga yang ada di lokasi kejadian telah dimintai keterangan.
"Hari ini kami proses pemeriksaan pengendara, saksi, terus nanti kami gelar perkara untuk menaikkan dari proses penyelidikan ke penyidikan," kata dia saat dihubungi Republika.