REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil Amerika Serikat Ford merencanakan tujuh model listrik baru di Eropa. Ford juga berencana untuk membuat pabrik perakitan baterai di Jerman, dan usaha patungan manufaktur sel nikel di Turki, sebagai bagian dari dorongan kendaraan listrik utama di benua itu.
"Perjalanan kami menuju masa depan serba listrik adalah kebutuhan mutlak bagi Ford untuk memenuhi kebutuhan mobilitas pelanggan di seluruh Eropa yang sedang berubah," kata Ketua Ford Eropa Stuart Rowley dikutip dari Reuters, Selasa (15/2/2022).
Ford mengatakan akan memperkenalkan tiga kendaraan penumpang listrik baru dan empat kendaraan komersial listrik baru di Eropa pada 2024. Perusahaan berencana untuk menjual lebih dari 600.000 kendaraan listrik di wilayah tersebut pada 2026.
Pembaruan strategi untuk Eropa datang tak lama setelah Ford mengumumkan dorongan investasi 50 miliar dollar AS untuk memulai elektrifikasi. Ford juga akan menjalankan unit kendaraan listriknya secara terpisah dari bisnis mesin pembakaran lawas.
Sebagai bagian dari dorongannya, Ford memperdalam kemitraan yang ada dengan Volkswagen. Ford akan memproduksi kendaraan listrik kedua untuk pasar Eropa berdasarkan platform saingannya di Jerman.
Akibatnya, Ford akan menggandakan volume kendaraan yang direncanakan untuk diproduksi berdasarkan platform penggerak listrik modular Volkswagen, yang dikenal sebagai MEB, menjadi 1,2 juta unit selama jangka waktu enam tahun.
Ini akan mencakup investasi sebesar 2 miliar dollar AS di situs Ford Cologne di Jerman serta fasilitas perakitan baterai baru yang dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada 2024. Ford juga mengatakan telah menandatangani nota kesepahaman yang tidak mengikat dengan SK On Co, sebuah unit dari SK Innovation Korea Selatan, dan Koc Holding Turki untuk usaha patungan untuk memproduksi sel NMC nikel tinggi untuk dirakit menjadi modul susunan baterai.
Di bawah pembaruan strategi, Ford Otosan, usaha patungan Ford dengan Koc Holding, akan membeli pabrik pembuat mobil AS di Craiova, Rumania seharga 575 juta euro (630 juta dollar AS) untuk lebih meningkatkan kapasitas kendaraan listrik dan komersial.
Ikuti Whatsapp Channel Republika