Selasa 15 Mar 2022 20:44 WIB

Pengusaha: Surplus Dagang Diprediksi tak Berlangsung Lama 

Apindo menyebut surplus dagang saat ini karena faktor yang bersifat sementara

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Neraca perdagangan barang sepanjang Februari 2022 mencatatkan surplus yang tinggi yakni mencapai 3,82 miliar dolar AS. Capaian itu melanjutkan tren surplus untuk ke 22 kalinya secara beruntun. Meski begitu, pengusaha menilai surplus dagang tidak akan berlangsung lama.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Neraca perdagangan barang sepanjang Februari 2022 mencatatkan surplus yang tinggi yakni mencapai 3,82 miliar dolar AS. Capaian itu melanjutkan tren surplus untuk ke 22 kalinya secara beruntun. Meski begitu, pengusaha menilai surplus dagang tidak akan berlangsung lama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan barang sepanjang Februari 2022 mencatatkan surplus yang tinggi yakni mencapai 3,82 miliar dolar AS. Capaian itu melanjutkan tren surplus untuk ke 22 kalinya secara beruntun. Meski begitu, pengusaha menilai surplus dagang tidak akan berlangsung lama.  

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan, surplus yang terjadi saat ini hanya karena faktor-faktor yang bersifat sementara.

Baca Juga

Terutama terkait lonjakan harga dan peningkatan permintaan komoditas global yang terjadi akibat ketidakpastian di pasar dunia. Seperti minyak sawit mentah (CPO) dan batu bara dan emas. Hal itu mendongkrak kinerja ekspor

"Surplus juga disumbangkan oleh kondisi normalisasi impor yang agak tertahan di Februari karena disinyalir akibat gelombang ketiga pandemi dan pengetatan PPKM sejak akhir Januari yang menyebabkan impor cenderung turun," kata Shinta kepada Republika.co.id, Selasa (15/3/2022).