REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada sebagian besar orang, hasil positif dari tes Covid-19 muncul di masa-masa awal terjadinya infeksi. Namun pada beberapa orang, tes Covid-19 bisa memunculkan hasil yang positif untuk waktu yang lebih lama.
Secara umum, hasil positif Covid-19 dari tes antigen atau tes rapid bisa muncul dalam kurun waktu 10 hari. Namun untuk tes PCR, hasil positif bisa bertahan jauh lebih lama. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tes Covid-19 bisa memberikan hasil positif hingga tiga bulan sejak infeksi terjadi.
Perbedaan jangka waktu munculnya hasil positif ini berkaitan dengan jenis dan sensitivitas tes yang digunakan. Tes PCR misalnya, dirancang untuk mengenali RNA virus atau materi genetik virus.
"Meski virusnya mati, RNA virus bisa tetap terbaca, jadi Anda bisa mendapatkan hasil (tes PCR) negatif palsu hingga dua bulan atau lebih setelah infeksi," ungkap ahli epidemiologi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health David Dowdy MD, seperti dilansir Health, Senin (21/3/2022).
Di sisi lain, tes antigen atau lebih dikenal sebagai tes rapid bekerja dengan cara mendeteksi antigen atau protein spesifik dari virus. Jenis tes ini tidak sesensitif tes PCR. Baik tes antigen maupun tes PCR bekerja paling baik pada pasien yang bergejala.
Kemungkinan penularan penyakit dari pasien yang memiliki hasil tes Covid-19 positif berkepanjangan sangat bergantung pada kondisi pasien itu sendiri. Pasien yang sudah dinyatakan pulih namun terus mendapatkan hasil tes Covid-19 positif tak perlu khawatir karena umumnya mereka tak lagi menularkan penyakit.
Namun hal yang berbeda berlaku untuk pasien Covid-19 dengan sistem imun yang lemah atau pasien Covid-19 yang mengalami gejala berat dan mendapatkan hasil tes positif untuk waktu lama. Kedua kelompok ini kemungkinan bisa menularkan penyakit untuk waktu yang lebih lama.
"Khususnya bila mereka terus mengalami gejala," jelas direktur virologi klinis dari Mayo Clinic Matt Binnicker PhD.
Kedua kelompok ini masih berpotensi menularkan penyakit karena sistem imun mereka kemungkinan tidak bisa menyingkirkan virus corona secara efektif. Oleh karena itu, hasil tes Covid-19 mereka positif untuk waktu yang lebih lama dibandingkan kebanyakan orang.
Kondisi ini turut mempengaruhi masa isolasi yang perlu dijalani pasien Covid-19. Secara umum, CDC menganjurkan masa isolasi selama lima hari sejak mendapatkan hasil tes Covid-19 positif bagi pasien tak bergejala. Pasien bergejala yang gejalanya membaik dan terbebas dari demam selama 24 jam terakhir juga bisa menyelesaikan masa isolasi di hari kelima.
Sedangkan masa isolasi yang dianjurkan secara umum untuk pasien Covid-19 bergejala adalah 10 hari setelah mendapatkan hasil tes Covid-19 positif. Setelah menjalani masa isolasi, para pasien atau penyintas Covid-19 diwajibkan untuk selalu menggunakan masker selama 10 hari.
Panduan yang sedikit berbeda berlaku untuk pasien Covid-19 dengan hasil tes positif berkepanjangan dan masih berpotensi menularkan penyakit. Mereka, yaitu pasien dengan gangguan sistem imun atau mengalami Covid-19 bergejala berat, dianjurkan untuk memperpanjang masa isolasi hingga 20 hari. Tes virus mungkin akan direkomendasikan untuk mengetahui apakah mereka bisa berada di tengah-tengah orang lain tanpa ada risiko menyebarkan virus.
Bila ingin melakukan tes ulang dalam kurun waktu tiga bulan setelah infeksi, lanjut Dr Dowdy, jenis tes yang sebaiknya digunakan ialah tes antigen. Dr Dowdy mengatakan tes PCR sebaiknya tidak digunakan untuk menentukan apakah seorang pasien masih menularkan penyakit atau tidak. CDC juga tidak merekomendasikan tes Covid-19 dengan tes PCR ulang dalam kurun waktu tiga bulan setelah terinfeksi.