Senin 21 Mar 2022 15:17 WIB

Minyak Goreng Curah di Tasikmalaya Lampaui Harga Subsidi, Barangnya Juga Susah

Pedagang harus rela antre untuk mendapatkan minyak goreng curah subsidi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah orang mengantre di salah satu agen minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (21/3/2022). Di agen itu, minyak goreng curah dijual dengan harga Rp 18.500 per kilogram.
Foto: Republika/Bayu Adji
Sejumlah orang mengantre di salah satu agen minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (21/3/2022). Di agen itu, minyak goreng curah dijual dengan harga Rp 18.500 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah telah memberikan subsidi ke minyak curah sehingga harga yang dijual ke masyarakat Rp 14 ribu per liter. Namun fakta di lapangan, harga menunjukkan berbeda.

Seperti di Kota Tasikmalaya, harga terus merangkak naik. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya pada Senin (21/3/2022), harga jual minyak curah di pedagang eceran mencapai Rp 20 ribu per kilogram (sekiter 1,2 liter).

Baca Juga

Salah seorang pedagang minyak curah di Pasar Cikurubuk, Heni (35 tahun), mengatakan, harga minyak goreng curah di agen sudah tinggi. Alhasil, ia juga menjualnya dengan harga lebih tinggi.

"Di agen itu harganya bervariasi, ada yang Rp 17.300 per kilogram, ada juga yang mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Ya saya jualnya Rp 21 ribu per kilogram," kata dia saat berbincang dengan Republika, Senin.

Ia menambahkan, saat ini stok minyak goreng curah juga sedang susah. Untuk memenuhi kebutuhannya berjualan, ia harus berkeliling mendatangi sejumlah agen. Sesampainya di agen, ia pun harus antre untuk mendapatkan jatah minyak goreng. Sebab, dalam satu hari ia biasa menjual minyak goreng curah sebanyak 100-200 kilogram.  "Jadi di satu tempat dapat satu jeriken, nyari lagi di tempat lain. Itu juga harganya beda-beda," kata Heni.

Ihwal minyak goreng curah subsidi, menurut dia, masih sulit ditemukan di kalangan pedagang. Ia mengaku sempat mendapat jatah minyak goreng curah subsidi sebanyak 150 kilogram dengan harga Rp 12.700 per kilogram. Namun, ketersediaannya hanya ada dalam satu hari. Setelah itu, minyak goreng curah subsidi tak lagi ditemukan di kalangan pedagang.

Lantaran ketersediaan minyak goreng curah subsidi masih sulit ditemukan, ia menjualnya dengan harga Rp 18 ribu per kilogram. "Soalnya buat nutupin yang beli dengan harga mahal," ujar dia.

Di salah satu agen minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, sejumlah orang mengantre untuk mendapatkan minyak goreng curah. Mereka yang mengantre rata-rata adalah pedagang minyak goreng curah eceran.  "Susah sekarang nyari minyak goreng curah. Ini saya sudah antre dari jam 10 pagi," kata Fitri (31), salah seorang pedagang yang ikut mengantre di agen tersebut hingga pukul 13.00 WIB.

Di agen itu, satu kilogram minyak goreng curah dijual dengan harga Rp 18.500. Padahal, sehari sebelumnya, ia mengaku masih bisa mendapatkan minyak goreng curah dengan harga Rp 17 ribu per kilogram.

"Kalau naik terus, ya saya juga naikin harga jualnya. Kemarin saya masih bisa jual Rp 19 ribu per kilogram. Gak tau sekarang," kata dia, yang hendak membeli 180 kilogram minyak goreng curah di agen tersebut.

Pedagang Kecil Menjerit

Salah seorang pedagang gorengan di Kota Tasikmalaya, Euis (47), mengatakan, harga minyak goreng curah mengalami kenaikan setelah harga minyak goreng kemasan sudah tak disubsidi. Ketika harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan masih Rp 14 ribu per liter, ia mengaku masih menggunakan minyak goreng kemasan. "Pas kemasan naik, saya pindah ke curah. Curah taunya naik. Susah dicari juga," kata dia.

Euis mengaku, pada Senin pagi, ia membeli minyak goreng curah dengan harga Rp 20 ribu per kilogram. Menurut dia, uang yang seharusnya cukup untuk membeli kebutuhan minyak goreng dan terigu, saat ini hanya bisa digunakan untuk membeli minyak goreng.

"Pedagang kecil mah jadi sudah. Pengeluaran jadi lebih besar, pendapatan jadi kecil. Kalau naik terus, balik lagi ke kemasan. Soalnya kemasan kan lebih bagus," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement