Kamis 24 Mar 2022 12:29 WIB

Janjikan Antar Makanan dalam 10 Menit, Zomato India Dianggap Bahayakan Kurir Bermotor

Janji Zomato untuk antar makanan dalam 10 menit dianggap bahayakan kurir bermotor.

Zomato memiliki tim khusus yang bertugas menemui pemilik restoran untuk mencatat data mulai dari konsep, kategori, jam buka, alamat, situs, hingga makanan yang direkomendasikan. Zomato India menjanjikan mengirim makanan dalam 10 menit.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Zomato memiliki tim khusus yang bertugas menemui pemilik restoran untuk mencatat data mulai dari konsep, kategori, jam buka, alamat, situs, hingga makanan yang direkomendasikan. Zomato India menjanjikan mengirim makanan dalam 10 menit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan pengantaran makanan Zomato di India mendapat banyak protes di media sosial karena berencana mengantar makanan dalam 10 menit. Protes ini bermula dari unggahan CEO Zomato Deepinder Goyal di LinkedIn dan Twitter soal layanan pengantaran makanan yang sedang mereka kembangkan, dikutip Reuters, Kamis (24/3/2022).

Zomato merancang "finishing station", tempat penyelesaian dengan konsep mirip gudang (warehouse) pada e-commerce. Tempat itu akan berisi menu terlaris dari berbagai restoran, Zomato menggunakan algoritma untuk memprediksi permintaan.

Baca Juga

"Tidak ada seorang pun di dunia yang mengirim makanan panas dan segar di bawah 10 menit. Kami ingin menjadi yang pertama," kata Goyal dalam unggahan tersebut.

Unggahan itu segera saja mendapat komentar pedas karena keadaan lalu lintas di India yang terlalu berisiko. Jalan berlubang mengintai pengendara, bahkan di kota. Banyak juga pengendara yang tidak mengikuti peraturan lalu lintas.

Bank Dunia pernah mengatakan kematian akibat lalu lintas di India terjadi setiap empat menit. Angka kematian lalu lintas di India setiap tahun mencapai 150 ribu orang.

Pertanyaan-pertanyaan pun mengalir soal model bisnis yang digunakan Zomato dan keselamatan kurir pengantar. Beberapa orang melontarkan sindiran bahwa makanan bisa menunggu karena ambulans memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke lokasi pasien.

"Saya tidak mau makanan yang diantar orang yang mempertaruhkan nyawanya sendiri," kata peneliti di RSB Insight and Analytics, Gunjan Rastogi.

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement