REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan pengantaran makanan Zomato di India mendapat banyak protes di media sosial karena berencana mengantar makanan dalam 10 menit. Protes ini bermula dari unggahan CEO Zomato Deepinder Goyal di LinkedIn dan Twitter soal layanan pengantaran makanan yang sedang mereka kembangkan, dikutip Reuters, Kamis (24/3/2022).
Zomato merancang "finishing station", tempat penyelesaian dengan konsep mirip gudang (warehouse) pada e-commerce. Tempat itu akan berisi menu terlaris dari berbagai restoran, Zomato menggunakan algoritma untuk memprediksi permintaan.
"Tidak ada seorang pun di dunia yang mengirim makanan panas dan segar di bawah 10 menit. Kami ingin menjadi yang pertama," kata Goyal dalam unggahan tersebut.
Unggahan itu segera saja mendapat komentar pedas karena keadaan lalu lintas di India yang terlalu berisiko. Jalan berlubang mengintai pengendara, bahkan di kota. Banyak juga pengendara yang tidak mengikuti peraturan lalu lintas.
Bank Dunia pernah mengatakan kematian akibat lalu lintas di India terjadi setiap empat menit. Angka kematian lalu lintas di India setiap tahun mencapai 150 ribu orang.
Pertanyaan-pertanyaan pun mengalir soal model bisnis yang digunakan Zomato dan keselamatan kurir pengantar. Beberapa orang melontarkan sindiran bahwa makanan bisa menunggu karena ambulans memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke lokasi pasien.
"Saya tidak mau makanan yang diantar orang yang mempertaruhkan nyawanya sendiri," kata peneliti di RSB Insight and Analytics, Gunjan Rastogi.