Turunnya para Malaikat
Al-Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa dari setiap lapis langit dan juga dari Sidratul Muntaha, para malaikat turun ke bumi, untuk mengamini doa umat Islam yang dipanjatkan di sepanjang malam itu hingga terbitnya fajar atau masuknya waktu subuh. Selain itu disebutkan para malaikat turun untuk membawa ketetapan takdir untuk setahun ke depan.
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (QS Al-Qadar: 4)
Keselamatan
Malam qadar juga disebutkan sebagai malam yang ada di dalamnya keselamatan hingga terbitnya fajar. Adh-Dhahhak berkata bahwa maksudnya pada malam itu Allah SWT tidak menetapkan sesuatu kecuali keselamatan hingga datangnya fajar. Sedangkan di malam lain, selain keselamatan juga Allah SWT menetapkan bala. Mujahid berkata bahwa maksudnya malam itu malam ketika setan tidak bisa melakukan perbuatan jahat dan keburukan.
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar. (QS Al-Qadar: 5)
Eksklusif Milik Umat Nabi Muhammad SAW
Jumhur ulama sepakat keistimewaan malam qadar ini hanya berlaku untuk umat Nabi Muhammad SAW. Sedangkan umat-umat terdahulu tidak mendapatkan keistimewaan ini.
Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya yang relatif panjang sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. (HR Malik)
Hadits ini menjelaskan bahwa ditetapkannya malam qadar setara dengan seribu bulan adalah sebagai fasilitas bagi umat Nabi Muhammad SAW bila ingin mendapatkan banyak pahala. Karena jika umat Nabi Muhammad SAW dibandingkan usia umat-umat terdahulu, usia umat Nabi Muhammad SAW jauh lebih singkat.