REPUBLIKA.CO.ID,PADANG-- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menjelaskan alasannya meluncurkan program Rendang Goes to Europe di Bali. Rendang Goes to Europe yang diinisiasi oleh Iwan Bogananta selaku Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria, Makedonia Utara, dan Albania diluncurkan di Bali pada Kamis (24/3) lalu.
Acara itu sempat diprotes oleh sejumlah netizen di media sosial termasuk di akun instagram Sandiaga Uno. Protes terkait mengapa peluncuran rendang dilakukan di Bali bukan dari daerah asalnya yaitu Sumatra Barat
Sandiaga Uno menjelaskan dirinya melakukan peluncuran program di Bali di ajang G20. Acara juga dihadiri oleh sejumlah pimpinan dan perwakilan dari negara G20. Acara itu mendapatkan sambutan hangat dan luar biasa.
“Sambutan luar biasa karena komitmen dari pada ekspor rempah yang mencapai 2 miliar dollar, setelah itu banyak yang bertanya kepada saya, mengapa Bali?” kata Sandiaga di Auditorium Gubernuran Sumbar saat kunjungan kerja di Padang, Sabtu (26/3).
Sandi menjelaskan bahwa saat ini di Indonesia ada dua produk yang sangat dikenali oleh masyarakat internasional. Pertama tentu masakan rendang, yang sudah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia oleh CNN internasional. Kedua yaitu destinasi wisata Indonesia yang paling dikenali oleh dunia tentu Bali. Sehingga peluncuran Rendang Goes to Europe dilakukan untuk menggabungkan dua kekuatan yaitu rendang dan Bali.
“Kita menggabungkan dua kekuatan brand yang Indonesia miliki Bali dan rendang, alhamdulillah ini menjadi dinamyc konten,” ucap Sandiaga.
Sandi berharap peluncuran Rendang Goes di Europe ini bisa menjadi pemicu rantai pasok rendang itu sendiri. Sebab yang diekspor bukan seperti yang sekarang dimiliki, tetapi nilai tambah yaitu pengetahuan, pengemasan, dan bumbu.