Senin 28 Mar 2022 06:20 WIB

Warga Desa Degalea Minta Dukungan Internet Untuk Promosi Wisata

Jaringan internet dibutuhkan untuk promosi wisata rohani di Desa Degalea.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja melakukan perawatan menara Byte Transfer System (BTS) (ilustrasi). Warga Desa Degalea di Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT, meminta dukungan jaringan internet untuk mempromosikan potensi pariwisata rohani di sana.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pekerja melakukan perawatan menara Byte Transfer System (BTS) (ilustrasi). Warga Desa Degalea di Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT, meminta dukungan jaringan internet untuk mempromosikan potensi pariwisata rohani di sana.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Warga Desa Degalea di Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT, meminta dukungan jaringan internet untuk mempromosikan potensi pariwisata rohani yang berada di wilayah setempat.

"Ada jejak peninggalan bangsa Portugis di Lena sejak 1576 yang menjadi salah satu ikon wisata rohani. Kami butuh dukungan jaringan internet agar promosi bisa terus berjalan," kata tokoh masyarakat Desa Degalea Didakus Meo, Ahad (27/3/2022).

Baca Juga

Menurut dia, pemerintah desa kesulitan mempromosikan potensi wisata maupun potensi lain yang ada karena kesulitan mengakses jaringan internet. Padahal kebutuhan akan internet sangat tinggi untuk menunjang segala akses informasi terhadap publik.

Dia merunut, catatan sejarah memberi bukti bahwa Misionaris Portugis dari Biara Dominican datang ke Indonesia tahun 1513 di Malaka. Selanjutnya para Misionaris mendirikan gereja di bukit Lena (Degalea) sekitar tahun 1960-an.

Dari gereja tersebut, para Misionaris mulai melakukan pelayanan keagamaan di wilayah Nagekeo hingga ke wilayah Ngada. Untuk itulah jaringan internet dibutuhkan untuk mempromosikan wisata ziarah rohani tersebut; bahwa Lena telah menyimpan jejak penyebaran agama Katolik di daratan Flores.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Degalea Adrianus Pati. Dia menyebut kehadiran internet dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Dengan demikian, ada perputaran ekonomi masyarakat sebagai dampak dari kunjungan wisatawan.

Adrianus menjelaskan jejak peninggalan Portugis masih ada di Lena seperti beberapa tempat duduk umat dan altar. Untuk mendukung wisata rohani yang telah terbentuk itu, mereka pun membangun gua serta beberapa lopo (tempat berteduh) untuk bersantai ria.

Lokasi wisata rohani ini berada di atas puncak Desa Degalea yang bisa dilihat dari arah Nangaroro, Ende maupun dari wilayah Ndora dan Kotakeo. Jarak ke lokasi wisata itu sekitar 800 meter dari jalan utama dengan pemandangan yang indah dan udara yang menyejukkan badan.

Dia berharap pemerintah dapat memerhatikan potensi daerah itu dengan menyediakan jaringan internet yang memadai untuk peningkatan promosi. Selain itu, akses jalan dari Desa Woewutu menuju Degalea juga harus diperhatikan sehingga wisatawan dari arah Ende dapat lebih cepat tiba menuju ke Lena.

"Kalau ada jaringan internet, pasti promosi berjalan, lalu ada kunjungan wisatawan dan perputaran ekonomi berjalan di sini," kata Adrianus.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement