REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Bulan suci Ramadhan disebut juga syahrul maghfirah atau bulan ampunan. Sebab pada bulan ini Allah SWT membuka seluas-luasnya pintu ampunan bagi setiap hamba-Nya yang memohon ampun atas setiap dosa-dosanya.
Bahkan sejak malam pertama Ramadhan, Allah SWT membuka semua pintu-pintu surga dan menutup semua pintu-pintu neraka. Sehingga menjadi kesempatan bagi setiap orang untuk menyegerakan diri pada taat dan memperbanyak ibadah sejak awal Ramadhan.
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَابْنِ مَسْعُودٍ وَسَلْمَانَ
“Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin 'Ala bin Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Ayasy dari A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Pada malam pertama bulan Ramadhan setan-setan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satupun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru, wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah, Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadan". (Perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat) dari Abdurrahman bin 'Auf dan Ibnu Ma'ud serta Salman.” (Sunan Tirmidzi nomor hadits 682 versi Maktabatu Ma'arif Riyadh).
Setiap dosa yang pernah dilakukan oleh seorang hamba akan diampuni Allah SWT asalkan hamba tersebut menjalankan puasa Ramadhan dengan penuh keimaman kepada Allah SWT, mengharapkan balasan hanya dari Allah SWT, memohon ampun dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT.
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ وَالْمُحَارِبِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami 'Abdah dan Al Muharibi dari Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang sholat pada malam Lailatul Qadar niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (dosa kecil)." (Sunan Tirmidzi nomor hadits 683 versi Maktabatu Ma'arif Riyadh).