REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani rancangan dekrit musim semi. Sebanyak 134.500 pasukan wajib militer akan bergabung dalam angkatan bersenjata Rusia di tengah perang dengan Ukraina.
Baik Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu telah mengatakan wajib militer tidak akan terlibat dalam operasi di Ukraina. Tapi pada awal bulan ini militer Rusia mengakui sejumlah wajib militer berakhir di Ukraina dan ditangkap di sana.
Dekrit yang ditandatangani Kamis (31/3/2022) menguraikan rancangan akan akan mulai berlaku pada 1 April hingga 15 Juli. Sementara itu di Ukraina Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan timnya telah memfasilitas evakuasi warga sipil keluar dari Kota Mariupol yang dikepung.
"Untuk alasan logistik dan keamanan, kami akan siap untuk memimpin perjalanan operasi penyelamatan besok, Jumat, asalkan semua pihak menyepakati syarat-syaratnya, termasuk rute, waktu keberangkatan, dan durasi," kata ICRC.
Deputi Perdana Menteri Iryna Vereshchuk mengatakan Ukraina telah mengirim lusinan bus untuk menjemput warga sipil di Mariupol. Setelah militer Rusia mengatakan berkomitmen pada gencatan senjata lokal dari Mariupol ke Zaporizhzhia yang masih dikuasai Ukraina.
"Operasi yang sangat amat penting ini dilakukan, nyawa puluhan ribu orang Mariupol tergantung padanya," kata ICRC.