Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 1.500 Meter
Red: Muhammad Fakhruddin
Gunung Merapi terlihat jelas dari Kali Kuning, Sleman, Yogyakarta, Jumat (18/3/2022). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan berdasarkan data pemantauan terbaru (14 Maret 2022) tidak ada indikasi Gunung Merapi bakal mengalami letusan (erupsi) besar dalam waktu dekat. Apabila di masa mendatang Merapi mengalami erupsi, Kota Yogyakarta masih aman dari ancaman bahayanya. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 1.500 (1,5 km) ke arah barat daya pada Jumat (1/4/2022).
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan resmi di Yogyakarta, menyebutkan, awan panas guguran Merapi meluncur pada pukul 15.00 WIB. "Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm dan durasi 94 detik," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan periode pengamatan BPPTKG mulai pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, Merapi juga tercatat mengalami satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 35 mm selama durasi 94 detik, 19 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-20 mm selama durasi 17-199 detik, serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10 mm selama 191 detik.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.