Ahad 03 Apr 2022 05:31 WIB

Citibank Bukukan Laba Bersih Rp 1,08 Triliun Sepanjang 2021

Laba bersih Citibank Indonesia alami penurunan pendapatan dari transaksi perdagangan

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Citibank. Citibank NA, Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,08 triliun pada  2021 atau mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Foto: news.nationalpost.com
Citibank. Citibank NA, Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,08 triliun pada 2021 atau mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citibank NA Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,08 triliun pada  2021 atau mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan penurunan laba bersih disebabkan oleh menurunnya pendapatan dari transaksi perdagangan, pendapatan bunga bersih, dan peningkatan cadangan credit impairment di lini institutional banking.

“Kami tetap optimis bahwa kondisi bisnis kami akan terus membaik, khususnya melihat upaya percepatan vaksinasi booster Covid-19, dampak varian Omicron, dan kemajuan positif untuk kembali ke kondisi normal,” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (3/4).

Hal tersebut, lanjutnya, tercermin dari berbagai kemajuan dan inovasi yang dilakukan di berbagai lini bisnis perusahaan, baik bisnis institutional maupun consumer banking.

“Keberhasilan ini juga mendapatkan pengakuan melalui berbagai penghargaan yang kami raih selama 2021,” ucapnya.

Citi Indonesia mencatatkan gross NPL sebesar 3,29 persen atau meningkat dari 1,66 persen dari tahun lalu, sehubungan dengan kualitas kredit dari satu klien korporasi.

“Kami yakin bahwa kualitas portofolio kredit kami tetap dalam kondisi baik karena penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen risiko untuk mengatasi dampak dari pandemi,” ucapnya.

Selain itu, Citi Indonesia juga memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, perusahaan menjaga rasio net non performing loan (NPL) tetap rendah sebesar 0,46 persen. Likuiditas yang dimiliki juga sangat baik dengan lending to deposit ratio (LDR) sebesar 63,8 persen dan modal yang kokoh dengan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sebesar 27 persen.

Pada Desember 2021, jumlah kredit institutional group berhasil tumbuh sebesar enam persen dibanding tahun sebelumnya didorong dari pertumbuhan kredit lini Banking, Capital Markets and Advisory (BCMA) dan lini Commercial.

Selanjutnya retail bank, perusahaan turut berpartisipasi sebagai mitra distribusi Sukuk Ritel SR015 yang ditawarkan secara daring serta terlibat dalam peluncuran Obligasi Negara Republik Indonesia seri benchmark, yaitu FR090, FR091 dan FR092 pada Juli 2021.

Tak hanya itu, perusahaan juga berhasil meningkatkan transaksi investasi digitalnya menjadi 61 persen, berkembang sebesar 64 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumya.

Lebih lanjut Batara menyampaikan perusahaan telah mencapai kesepakatan dengan UOB Group (UOB)dalam hal transfer bisnis consumer banking Citi di Indonesia. Adapun transaksi tersebut mencakup bisnis retail banking dan kartu kredit namun tidak termasuk bisnis institutional banking, perusahaan akan tetap berkomitmen dan fokus untuk melayani para klien institusional baik secara lokal, regional, dan global.

“Proses divestasi ini tidak akan mempengaruhi komitmen kami kepada Anda serta produk dan layanan yang kami sediakan. Kegiatan operasional kami bagi para nasabah, termasuk semua kantor cabang, call center dan karyawan, akan terus berjalan secara normal seperti biasa,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement