REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Jamaah Masjid Sari Asih, Karawaci, Tangerang melaksanakan sholat tarawih pertama di bulan suci Ramadhan dengan khusyuk dan tertib, Sabtu (2/3/2022). Jamaah sholat tarawih merupakan warga sekitar, staf rumah sakit, dan masyarakat yang singgah.
Jamaah terlihat memenuhi ruangan ibadah begitu selesai adzan isya dikumandangkan. Jamaah anak sampai dewasa terlihat antusias mengikuti sholat tarawih.
Setelah sholat isya, ceramah singkat dilakukan oleh Ustadz Mahmudin. Dia merupakan salah satu ustadz yang sering melakukan kegiatan di masjid tersebut. Ia membawakan ceramah mengenai bulan Ramadhan yang dinantikan oleh para hamba yang sholeh dan sholehah.
“Ada dua macam orang yang menyambut bulan suci Ramadhan. Pertama golongan orang yang mengeluh ketika Ramadhan tiba, dan yang kedua golongan orang yang gembira dapat berjumpa kembali dengan Ramadhan. Semoga kita merupakan hamba yang di golongan kedua,” kata Ustadz Mahmudin yang diikuti aamin oleh semua jamaah.
Salah satu jamaah, Siti Munawaroh (55 tahun) mengatakan senang bisa sholat tarawih perdana di Masjid Sari Asih. "Imam tadi merupakan seorang hafiz Alquran. Senang sekali apalagi jika ditambahkan kegiatan di hari biasa, seperti kultum tujuh menit setelah sholat,” katanya kepada Republika.co.id.
Ia juga menyatakan kekagumannya atas kebersihan masjid. Namun, ia menilai protokol kesehatan di masjid perlu diperketat.
Siti melaksanakan sholat tarawih bersama putrinya, Siti Anne Barkah Nur (26). “Tarawih di masjid ini sangat nyaman, fasilitas nyaman dan khusyuk,” ujarnya.
Anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Sari Asih, Seni (46), mengatakan masjid memiliki sejumlah kegiatan selama Ramadhan. Pada Selasa, kajian aqidah dibimbing Habib Geys Assegaf. Setiap Rabu juga ada kajian fiqih untuk ibu-ibu dan karyawan rumah sakit.
"Setiap malam Jumat kami melakukan istighatsah dibarengi pembacaan Surat Yasin setelah maghrib sampai isya,” katanya.
Masjid Sari Asih berdampingan dengan rumah sakit bernama sama. Masjid diresmikan pada 31 Januari 2018. Masjid dibangun berdasarkan keinginan sang pemilik rumah sakit, Siti Rochayah.
Masjid bercorak khas Maroko ini terdiri atas tiga lantai. Pada lantai basement atau dasar, jamaah biasa menggelar pengajian atau kegiatan.
Lantai satu khusus laki-laki dan lantai dua untuk perempuan. Namun, saat sholat Jumat keseluruhan lantai dipakai laki-laki.