Qatayef, Hidangan Manis Khas Ramadhan yang tak Tertandingi

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 06 Apr 2022 04:55 WIB

Qatayef, Hidangan Manis Khas Ramadhan yang tak Tertandingi Foto: VOA Qatayef, Hidangan Manis Khas Ramadhan yang tak Tertandingi

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Qatayef, makanan penutup tradisional Arab, merupakan salah satu dari banyak kudapan khusus yang disiapkan selama bulan Ramadhan setelah menahan lapar puasa. Mencari tahu asal mula hidangan penutup Ramadhan yang paling populer ini merupakan perjalanan ke masa Dinasti Fatimiyah dan Kekhalifahan Abbasiyah ketika resep itu ditemukan.

Karyawan toko yang menyajikan hidangan penutup ini di Amman, Yordania Mohammed Syam mengatakan qatayef dikaitkan dengan hari-hari panjang puasa selama Ramadhan. "Setiap hari setelah buka puasa saat matahari terbenam, orang-orang menikmati satu atau dua potong Qatayef sebagai tradisi. Selama Ramadhan, Qatayef disajikan di setiap rumah sebagai manisan utama setelah makan berat,” katanya, dilansir di The Arab Weekly.

Baca Juga

Qatayef dilipat menjadi bulan sabit dan ditutup untuk menjaga isi keju putih tawar, krim, atau kacang renyah agar tidak tumpah sambil menghasilkan aroma ekstrak air mawar yang luar biasa. Syam mengatakan dulu qatayef diisi dengan kenari atau keju tawar, tetapi sekarang ada lebih banyak variasi untuk menyesuaikan selera yang beragam. Misalnya, isiannya bisa berupa pistachio, krim kocok atau campuran hazelnut, almond, kismis, dan kelapa. 

"Kemudian digoreng atau dibakar,” kata Syam.

Dia mengatakan selain perubahan isian asli, cara membuat makanan penutup ini juga berubah. “Dulu sangat menarik melihat tukang roti menuangkan campuran tepung, baking soda, air, ragi dan sedikit gula dengan tangan yang lihai ke dalam piring panas sehingga hanya bisa dimasak di satu sisi. Saat ini, sudah ada alat khusus untuk menggantikan hal itu, tetapi di beberapa daerah masih menggunakan cara tradisional,” kata Syam.

Manisan populer lainnya adalah qatayef versi lebih kecil. Adonannya kecil dan biasanya dibiarkan setengah terbuka dan diisi dengan krim kocok dan taburan pistachio. 

“Assafiri qatayef (artinya seukuran burung kecil) juga sangat populer bagi mereka yang ingin menjaga berat badan mereka setelah makan besar. Qatayef dilipat hanya setengah dan disajikan dengan sirup wangi tanpa digoreng atau dipanggang,” tambah Syam. 

Asal usul hidangan penutup yang populer ini kembali ke zaman Dinasti Fatimiyah. Beberapa mengatakan itu dimulai pada Kekhalifahan Abbasiyah yang didirikan oleh Abbas ibn Abdul-Muttalib (566-653).