REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang berpuasa Ramadhan juga harus bangun dini hari untuk menyantap makan sahur. Tak jarang, anak yang belum berpuasa pun bisa ikut terbangun saat dini hari ketika orang tua mereka melakukan sahur. Perubahan pola tidur selama Ramadhan ini bisa berpotensi membuat anak kurang tidur.
Orang tua sebaiknya tidak mengabaikan kebutuhan anak untuk tidur. Alasannya, kecukupan tidur merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi imunitas atau kekebalan tubuh anak.
"Jangan diabaikan, itu sangat penting," jelas dokter spesialis anak dr Kanya Ayu Paramastri SpA, dalam Redoxon Kids Media Launch, belum lama ini.
Ketika anak tertidur, dr Kanya mengatakan ada berbagai proses penting yang terjadi di dalam tubuh anak. Selah satu di antaranya adalah terjadi regenerasi sel, termasuk perbaikan "tentara tubuh" yang menjaga kesehatan anak.
Mengingat adanya perubahan pola tidur yang terjadi di bulan suci Ramadhan, kecukupan tidur anak perlu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua. Meski harus bangun dini hari untuk sahur, kebutuhan waktu tidur anak tetap bisa terpenuhi dengan cara memodifikasi jam tidur anak.
"Yang dilihat waktu tidur dalam 24 jam, waktu tidur dalam satu hari harusnya berapa, kita bisa bagi," jelas dr Kanya.
Secara umum, anak berusia 4-12 bulan membutuhkan waktu tidur selama 12-16 jam per hari. Anak berusia 1-2 tahun membutuhkan waktu tidur selama 11-14 jam per hari. Anak berusia 3-5 tahun membutuhkan waktu tidur 10-13 jam per hari. Anak berusia 6-12 tahun membutuhkan waktu tidur 9-12 jam per hari. Sedangkan anak berusia 13-18 tahun membutuhkan waktu tidur 8-10 jam per hari.
Dari anjuran waktu tidur ini, orang tua bisa memenuhi kekurangan tidur anak yang terpakai saat sahur di waktu lain. Misalnya, dengan menambah jam tidur siang atau memajukan jam tidur di malam hari.
Sebagai tambahan, dr Kanya mengatakan pola tidur anak yang berubah selama Ramadhan bisa mempengaruhi jam tidur anak di waktu berikutnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu anak membentuk pola tidur yang teratur dan mencukupi kebutuhan anak selama Ramadhan.
"Agar (tidur) tidak terganggu setelah bulan puasa selesai," lanjut dr Kanya.