Gunung Merapi Masih Terus Muntahkan Lava
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Gunung Merapi terlihat jelas dari Kali Kuning, Sleman, Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melaporkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada periode pengamatan 11-17 Maret 2022 masih cukup tinggi. Teramati guguran lava sebanyak 119 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng.
Jarak luncur maksimal 2.000 meter. Kemudian, empat kali ke arah tenggara yang merupakan hulu Sungai Gendol dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter. Analisis morfologi menunjukkan penurunan ketinggian kubah barat daya sekitar dua meter.
Hal itu akibat aktivitas guguran. Kubah lava tengah tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan analisis foto, volume kubah lava barat daya terhitung 1.546.000 meter kubik dan kubah tengah 2.582.000 meter kubik. "Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih tinggi dibandingkan pekan lalu," kata Hanik.
Ia menerangkan, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada pekan ini masih menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,5 centimeter per hari. Intensitas curah hujan sebesar 45 milimeter per jam selama 70 menit.
Teramati di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang pada 14 Maret 2022. Meski begitu, BPPTKG menegaskan, tidak dilaporkan terjadinya lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga," ujarnya.
BPPTKG mengingatkan, potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas. Baik di sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Kemudian, sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar gunung tersebut.