"Saya memutuskan bahwa, meskipun saya bukan seorang Muslim, saya harus berpuasa bersama semua orang selama Ramadhan dan berbagi melalui usaha saya. Hal pertama yang semua orang tanyakan kepada saya di bulan Ramadhan adalah, 'Apakah Anda berpuasa,' dan mereka gembira ketika saya mengiyakannya, ini membuat rasa haus dan lapar selama berjam-jam menjadi berharga," jelas Morrison.
Dia memaparkan, seorang Muslim harus berusaha menjadi orang yang lebih baik selama bulan Ramadhan, membuang pikiran dan tindakan buruk dan berjuang untuk jiwa yang lebih murni. Menurutnya, ini sedikit lebih sulit daripada puasa itu sendiri.
"Saya biasanya bangun sekitar jam 8.30 dengan mulut kering dan nafas pagi. Tidak ada kopi yang ditunggu-tunggu. Saya menyikat gigi dengan memastikan saya tidak menelan air, tubuh saya berusaha keras untuk itu. Saya merasa baik-baik saja di pagi hari," tuturnya.
Kemudian pada pukul setengah lima sore, ini adalah waktu untuk mencoba segala jenis olahraga yang bisa dilakukan selama satu jam. Seperti mandi dan persiapan minum air pada pukul tujuh malam untuk berbuka puasa. "Atau, inilah saatnya saya pergi ke halaman dan duduk bersama para wanita dan mengobrol tentang bagaimana hari kami berjalan," jelasnya.
Morrison mengetahui, salah satu tujuan Ramadhan adalah untuk memahami bagaimana merasakan orang-orang yang terbiasa tidak cukup minum atau makan. "Ketika Anda benar-benar lapar dan haus, hanya itu yang bisa Anda pikirkan. Seolah-olah tubuh Anda telah menyalakan alarm kebakaran, Anda hanya dapat mendengar suara itu," kata dia.