REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) memprediksikan arus mudik pada tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya menyusul pelonggaran yang sudah diberikan oleh pemerintah di tengah pandemi COVID-19. "Angkutan mudik tahun ini akan cukup tinggi karena sudah dua tahun tidak mengalami mudik. KAI juga demikian, mudik terakhir tahun 2019, tahun 2020 sama sekali tidak ada mudik, tahun 2021 ada tapi sangat terbatas," kata Direktur Utama PT KAI Didik Hartyanto usai peresmian Masjid An Nuur di Stasiun Solobalapan, Rabu (13/2/2022).
Meski saat ini sudah ada pelonggaran, katanya, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo , PT KAI tetap berupaya menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Sekarang dengan kemajuan prokes boleh mudik namun sudah booster," katanya.
Terkait hal itu, pihaknya memastikan untuk calon penumpang yang sudah menerima vaksinasi penguat maka tidak dibebani syarat skrining, baik tes antigen maupun tes usap. Sementara itu, menurut dia, selama periode mudik Lebaran, dalam satu hari akan ada sekitar 240-250 perjalanan KA secara nasional. Dengan frekuensi perjalanan tersebut, PT KAI menyediakan sebanyak 260.000 tiket/hari.
"Oleh karena itu, harapannya masyarakat segera melakukan booster, karena sampai sekarang secara nasional baru 12 persen (capaian vaksinasi penguat). Mari kita jalankan angkutan mudik dengan prokes," katanya.
"Jadi selama 20 hari (periode mudik) ada sedikitnya 4 juta seat (tempat duduk) yang kami sediakan," tambahnya.
Selain itu, pada periode mudik kali ini juga akan ada mudik gratis yang sedang digagas oleh Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN. "Ada juga program motor gratis, ini untuk mengurangi kepadatan di jalan raya. Untuk mudik gratis ini ada 15.000 (kursi yang disediakan)," katanya.