Kamis 14 Apr 2022 07:15 WIB

Depok Terhalang 2 Faktor untuk Buang Sampah di TPPAS Nambo Bogor

TPA Cipayung Kota Depok sudah tidak kelebihan sampah

Red: Nur Aini
Warga melintas di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo yang belum beroperasi di Kelapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/4).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warga melintas di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo yang belum beroperasi di Kelapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengatakan ada dua faktor yang menyebabkan pembuangan sampah ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir sampah (TPPAS) Lulut Nambo Bogor belum bisa terlaksana.

"Ada dua faktor yang menyebabkan pembuangan sampah mengalami kemunduran yang direncanakan sejak Februari 2022 sudah mulai membuang sampah ke TPPAS Lulut Nambo. Namun hingga April 2022 belum bisa terlaksana," kata Imam usai berkunjung ke TPPAS Lulut Nambo melalui keterangan tertulis yang diterima di Depok, Rabu (13/4/2022).

Baca Juga

Faktor pertama adanya hujan cukup tinggi di area TPPAS Lulut Nambo sehingga menyebabkan longsor dan faktor kedua adanya perang Rusia dengan Ukraina yang mengganggu pengiriman mesin pengelolaan sampah dari luar negeri.

"Sudah sekian kali TPPAS Lulut Nambo belum bisa kami (Pemerintah Kota Depok) membuang sampah ke sana. Yang awal Februari, Maret dan pertemuan hari ini ngaret sampai akhir Mei 2022," kata Imam.

Imam menambahkan hasil pertemuan dengan pengelola TPPAS Lulut Nambo direncanakan awal Juni sudah mulai bisa membuang sampah. Selain itu, Pemerintah Kota Depok pun menyampaikan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan perusahaan pengelolaan TPPAS Lulut Nambo bahwa di Depok mengalami darurat sampah.

TPA Cipayung milik pemerintah kota sudah overload sampah dan membahayakan lingkungan.

"Di Depok darurat sampah. Sampah tidak lagi mungkin ditumpuk di TPA Cipayung. Per hari 1.200 ton menjadi masalah ditumpuk ke atas. Sudah terjadi longsor dan merugikan kami, " kata Imam.

Imam menambahkan anggaran yang seharusnya untuk tiping fee pembuangan sampah ke TPPAS Lulut Nambo menjadi silpa yang cukup besar. Maka dari itu untuk mengantisipasi kemunduran pembuangan sampah.

Untuk mengantisiapasi penundaan lagi maka Pemerintah Kota Depok dan PT Indocement akan bekerja sama dalam pengelolaan sampah untuk dijadikan bahan bakar. "Kami melakukan antisipasi penundaan dengan cara (bekerjasama) PT Indosement untuk pengelolaan sampah akan dibuat di Depok," katanya.

Rencana awal kata Imam Budi Hartono PT Indocement mampu mengelola sampah menjadi bahan bakar sebesar 1 ton sampah.

"Ke depan bisa diperbesar dengan harapan 500 ton," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement