REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menggelar pemeriksaan dan inspeksi (ramp check) kelaikan armada angkutan mudik di Terminal Cicaheum, Kota Bandung.
Kepala Bidang Pengendalian dan Ketertiban Transportasi (PDKT) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Asep Kuswara mengatakan, setiap kendarakan akan dipastikan kelaikan jalan dan operasinya sebelum diperbolehkan mengangkut para pemudik.
“Laik operasi itu dilihat dari kelengkapan surat-surat, mulai dari STNK, SIM, kartu pengawasan atau traye, dan semuanya ada 11 item, harus dipenuhi semua,” kata Asep saat melakukan ramp check di Terminal Cicaheum, Kamis (14/4/2022).
Dia mengatakan, dari tiga bus yang diperiksa, seluruhnya dinyatakan tidak laik operasi, meskipun laik jalan. Bus yang tidak memenuhi persyaratan, kata Asep, akan dikembalikan dan dilatang beroperasi hingga seluruh persyaratan terpenuhi.
“Dikembalikan, walaupun ada bus yang dinyatakan laik operasi tapi kalau persyaratan laik jalannya tidak memenuhi juga akan kami tahan, kami akan berikan peringatan,” kata Asep.
Meski kasus Covid-19 di Kota Bandung terus mengalami tren penurunan, namun Dishub berupaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan penumpang yang akan menggunakan bus sebagai moda transporasi mudik.
Mulai dari menjamin ketersediaan hand sanitizer di setiap armada, hingga penggunaan kode bar peduli lindungi bagi pengemudi maupun penumpang di terminal.
“(pengecekan kelengkapan prokes) Ada, diperiksa ketersediaan hand sanitizer, supir juga dipastikan negatif covid-19, jadi supir maupun penumpang diwajibkan menggunakan peduli lindungi yang tersedia di terminal. Jadi harus vaksin minimal dua dosis, kalau bisa sudah booster,” kata dia.
Untuk musim mudik tahun ini, Dishub menjamin ketersediaan 7.400 bus, di Terminal Leuwipanjang dan Terminal Cicaheum. Setiap harinya, akan dikerahkan sebanyak 638 bus dengan kapasitas 50 kursi per bus.
Sebanyak 600 bus tersebut, kata dia, bukan diturunkan seluruhnya secara bersamaan, namun diperuntukkan untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan dan penumpukan penumpang.
“Kita kan mobile, jadi bukan semuanya dikerahkan sekaligus, tapi ada juga yang untuk cadangan,” kata dia.
Asep memprediksikan lonjakan pemudik akan terjadi menjelang masa libur sekolah, atau sekitar H-7 lebaran. Begitu juga pada malam takbiran dan sepekan setelah hari raya.
Untuk mempersiapkan pengawasan dan penertiban lalu lintas saat terjadinya lonjakan arus mudik, Dishub telah mendirikan 18 pos pantau yang tersebar di tiitk-titik keramaian di Kota Bandung, seperti Dago, Cibiru, Cibeureum, dan lainnya.
“Kita akan bergabung dengan pos pantau kepolisian, karena memang jumlah pos pantau kepolisian itu ada 33 pos, sedangkan kita hanya 18. Kita juga sediakan tiga pos layanan masyarakat dan pos kesehatan di Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwipanjang,” jelas Asep.