Jumat 15 Apr 2022 16:02 WIB

Jadikan Alquran Bukan Sekadar Bacaan, Tapi Juga Petunjuk dan Pedoman Hidup

Selain sebagai bacaan, yang paling utama adalah mengamalkan isi kandungan Alquran.

 Seorang pria Muslim Pakistan membaca ayat-ayat suci Alquran di sebuah Masjid selama bulan puasa Ramadhan, di Peshawar, Pakistan, 04 April 2022. Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadhan dengan berdoa di malam hari dan tidak makan, minum, dan tindakan seksual selama periode antara matahari terbit dan terbenam. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan diyakini bahwa turunnya ayat pertama dalam Alquran adalah selama 10 malam terakhirnya.
Foto: EPA-EFE/BILAWAL ARBAB
Seorang pria Muslim Pakistan membaca ayat-ayat suci Alquran di sebuah Masjid selama bulan puasa Ramadhan, di Peshawar, Pakistan, 04 April 2022. Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadhan dengan berdoa di malam hari dan tidak makan, minum, dan tindakan seksual selama periode antara matahari terbit dan terbenam. Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan diyakini bahwa turunnya ayat pertama dalam Alquran adalah selama 10 malam terakhirnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H Mahyeldi SP, Gubernur Sumatra Barat

Ramadhan adalah momentum melakukan ibadah secara optimal, baik dalam bentuk amalan wajib ataupun amalan-amalan sunnah yang semuanya bermuara kepada nilai-nilai ketaqwaan. Dan sudah menjadi agenda rutin Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, pada bulan Ramadhan melakukan kegiatan safari Ramadhan, berkunjung ke masjid dan mushola di kota/kabupaten di Sumbar.

Dalam rangka silaturahim dengan masyarakat, sekaligus juga untuk melihat secara langsung kelapangan bagaimana perkembangan kegiatan keagamaan di tengah-tengah masyarakat, khususnya interaksi masyarakat dengan Alquran.   

Dari puluhan masjid dan mushola yang dikunjungi tim safari Ramadhan, didapatkan laporan yang mengembirakan. Jika tahun-tahun sebelumnya, pembaca ayat suci Alquran berasal dari anggota rombongan safari Ramadhan, tapi untuk tiga tahun terakhir ini, tidak diperlukan lagi.

Karena pembaca ayat suci Alquran sudah ada dari masjid/mushola yang dikunjungi. Lebih mengembirakan lagi, yang membacanya adalah anak-anak usia enam sampai sepuluh tahun dengan irama dan tajwid yang benar dan bahkan dalam bentuk hafalan.

Adanya fenomena, anak-anak usia dini yang hafal Alquran dengan tajwid dan makhraj yang benar adalah salah satu indikator meningkatnya kualitas masyarakat Sumatra Barat dalam interaksi dengan Alquran sebagai pedoman hidup. Hal ini berbanding lurus dengan semakin menjamur dan tumbuh suburnya rumah-rumah tahfidz di setiap kecamatan dan bahkan nagari atau kelurahan.

Kekhawatiran kita akan berkurangnya para imam yang fasih bacaan Alquran dalam sholat, Insya Allah sudah terjawab. Karena para penghafal Alquran, terutama anak-anak sudah ada di setiap pelosok negeri. Apa yang dijanjikan Allah dalam firman-Nya:

”Dia yang menurunkan Alquran dan Dia juga yang menjamin akan keterpeliharaannya.”       

Telah terbukti di depan mata, bukan sekadar untuk kebutuhan MTQ, tetapi untuk imam-imam masjid dan mushalla, bacaan mereka begitu syahdu dan menyejukkan hati. Jika selama ini dalam MTQ-MTQ yang diadakan masyarakat, cabang yang diperlombakan hanya dalam bidang tilawah, maka sejak tiga tahun terakhir ini, cabang tahfidz juga menajdi cabang favorit dan bahkan sering terjadi peserta lomba tahfidz melebihi cabang tilawah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement