Senin 18 Apr 2022 21:35 WIB

Itama Ranoraya Bukukan Pendapatan Rp 269,85 Miliar pada Kuartal I 2022 

Segmen produk Diagnostik In Vitro menyumbang 92 persen terhadap total pendapatan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
PT Itama Ranoraya Tbk. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan sebesar Rp 269,85 miliar pada kuartal I 2022.
Foto: itama.co.id
PT Itama Ranoraya Tbk. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan sebesar Rp 269,85 miliar pada kuartal I 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan sebesar Rp 269,85 miliar pada kuartal I 2022. Nilai tersebut meningkat 18 persen (YoY) dibandingkan total pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 228,17 miliar. 

Segmen produk Diagnostik In Vitro menyumbang 92 persen terhadap total pendapatan, turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 99 persen. Meskipun turun secara porsi, namun produk Diagnostik In Vitro masih tumbuh 10 persen (YoY) pada kuartal I 2022. 

Baca Juga

Segmen Alat Kesehatan Non Elektromedik yang berisi produk Jarum Suntik Oneject tumbuh 872 persen (YoY) padankuartal I 2022. Segmen tersebut menyumbang 7 persen terhadap total pendapatan. Pendapatan lain-lain yang berisi produk-produk baru seperti Avimac, BD, HMD dll menyumbang 1 persen terhadap total pendapatan.

"Tidak jauh berbeda dengan 2021, di kuartal pertama tahun ini kami mampu terus meningkatkan porsi penjualan untuk non-pemerintah baik dari korporasi dan juga retailer," kata Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk Heru Firdausi Syarif dalam keterangan resmi, Senin (18/4/2022). 

Menurut Heru, naiknya porsi Non-Pemerintah tersebut membuat distribusi pendapatan perseroan secara kuartalan semakin membaik dalam dua tahun terakhir. Jika pada 2019 dan 2020 porsi penjualan kuartal I hanya di bawah 5 persen, pada 2021 porsinya sudah naik menjadi 17 persen dan di tahun ini pendapatan kuartal I 2022 meningkat 18 persen. 

Tahun ini, secara organik Perseroan terus memaksimalkan penjualan produk-produk barunya seperti Rapid Test untuk penyakit menular seperti untuk test HIV, Sifilis, HBsag, HCV, Hepatitis, DBD Dengeu, Salmonela, Malaria dan penyakit menular lainnya. Sepanjang kuartal 2022, penjualan Rapid Test untuk penyakit menular membukukan penjualan sebesar Rp19,5 miliar atau sudah mencapai 33 persen dari penjualannya di sepanjang 2021. 

Selain Rapid Test penyakit menular, produk baru lainnya seperti imunomodulator Avimac, Alat penyimpan Vaksin yang telah memiliki standar WHO milik Vestfrost perusahaan asal Swedia, Produk BD Bard milik Becton Dickinson yang merupakan balon pembuluh darah yang diperlukan untuk penyakit-penyakit yang mengalami penyumbatan darah. Bahkan tahun ini, Perseroan akan kembali merilis produk baru di segmen Diagnostik In Vitro milik prinsipal alat kesehatan global. 

Sementara terkait dengan proses transformasi bisnis, sampai saat masih terus berjalan. Masuknya penawaran dari beberapa Investor strategis dalam pelaksanaan transformasi bisnis Perseroan membuat proses penentuan metode dan tahapan pelaksanaannya masih terus berlangsung untuk merumuskan kolaborasi yang optimal. 

"Tidak ada perubahan, kami tetap komitmen untuk menyelesaikan transformasi bisnis masuk ke sektor manufacturer, kami melihat ini merupakan lompatan yang besar, sehingga tawaran kolaborasi dari beberapa investor strategis menjadi opsi yang baik, apalagi untuk target menjadi pemain global di sektor Healthcare," tutup Heru.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement