REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON--Para pemudik yang akan melintasi jalur utama pantura Kabupaten Cirebon pada Sabtu (4/9), diminta untuk mewaspadai kemacetan di pasar sandang Tegalgubug. Pasalnya, pasar yang terletak di Kecamatan Arjawinangun itu akan memasuki hari pasaran setiap Sabtu dan Selasa.
Saat hari pasaran berlangsung, para pedagang akan berjualan hingga ke badan jalan. Ditambah lagi, para tukang becak pun ikut mangkal di depan pasar sehingga makin mempersempit ruas jalan. Para pembeli yang berasal dari berbagai daerah juga akan lalu lalang di sekitar pasar.
Keramaian di pasar tersebut sudah dimulai sejak Jumat (3/9) malam hingga Sabtu (4/9) sore. Selama ini, kemacetan lalu lintas tidak bisa dihindari setiap berlangsungnya hari pasaran.
Kapolres Cirebon, AKBP Edi Mardianto, mengungkapkan, akan menerjukan personil untuk melakukan pagar betis di depan pasar tersebut. Bahkan, personil akan terus berjaga secara tiga shift bergantian sejak malam hari."Kami akan berusaha menertibkan pasar sehingga tidak menimbulkan kemacetan," ujar Edi.
Tak hanya menertibkan pedagang, lanjut Edi, petugas juga akan membantu masyarakat yang akan menyeberang jalan di sekitar pasar. Dia menjelaskan, masyarakat akan diseberangkan secara bersamaan di titik-titik lokasi tertentu.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon, ada tujuh pasar tumpah yang diprediksi menimbulkan kemacetan. Adapun tujuh pasar itu, yakni Pasar Tegalgubug, Pasar Minggu Palimanan, Pasar Pesalaran atau Pasar Kue Weru, Pasar Mundu, Pasar Gebang, Pasar Losari, dan Pasar Celancang.
Untuk mengantisipasi kemacetan di pasar-pasar tersebut, Bupati Cirebon, Dedi Supardi, melarang tukang becak beroperasi di sekitar pasar tumpah selama puncak arus mudik. Namun, larangan itu akan disertai pemberian kompensasi berupa uang senilai Rp 50 ribu per tukang becak. "Pembagian uang kompensasi akan dilakukan pada H-4," tandas Dedi.