REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyiagakan alat berat di titik rawan bencana alam di sepanjang jalur mudik Cianjur. Langkah ini dilakukan sebagai upaya penanganan cepat saat terjadi bencana.
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo saat dihubungi pada Kamis (21/4/2022) mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG intensitas hujan hingga akhir bulan April masih tinggi disertai angin kencang sehingga berpotensi terjadinya bencana alam. "Karena sebagian besar wilayah Cianjur masuk dalam zona merah bencana, termasuk jalur yang akan dilalui pemudik mulai dari utara hingga selatan termasuk rawan terjadi bencana, kami imbau pemudik yang melintas untuk ekstra waspada saat melintas," katanya.
Namun untuk penanganan cepat, BPBD berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur, Pemprov Jabar, dan pusat untuk menyiagakan alat berat di wilayah utara dan selatan sebagai upaya antisipasi ketika terjadi bencana sehingga daerah tidak sampai terisolir. Untuk pengawasan dan pemantauan hingga saat ini, pihaknya masih menyiagakan sekitar 1.000 orang Relawan Tangguh Bencana (Retana) di masing-masing kecamatan dan desa. Bahkan mereka akan dilibatkan dalam pengawasan jalur rawan bencana di wilayah selatan menjelang dan setelah Lebaran.
"Kita akan siagakan relawan di titik rawan longsor yang dapat memutus akses mudik khusus di jalur selatan Cianjur seperti Sukanagara, Pagelaran, Cibinong, hingga Naringgul. Mereka akan bertugas bersama TNI/Polri untuk mengimbau pengguna jalan atau pemudik agar ekstra hati-hati," terang Rudi.
Pihaknya mengimbau warga di wilayah rawan bencana segera melapor jika melihat tanda alam akan terjadi bencana ke aparat setempat atau langsung ke BPBD Cianjur dan segera melakukan evakuasi mandiri. "Kami siagakan relawan termasuk melakukan tindakan evakuasi ketika terjadi bencana," katanya.