Pusat Kreativitas Anak Perlu Diperbanyak Solusi Kejahatan Jalanan
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Beberapa sketsa kejadian klitih dipajang saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menyebut, pusat kreativitas anak dapat menjadi salah satu solusi dalam menghapuskan kejahatan jalanan. Hingga saat ini, kejahatan jalanan masih menjadi pekerjaan rumah bagi DIY.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Erlina Hidayati Sumardi mengatakan, memperbanyak pusat kreativitas anak perlu diperbanyak. Tidak hanya di tingkat provinsi, namun hingga tingkat kelurahan.
Pasalnya, kejahatan jalanan yang terjadi di DIY seringkali melibatkan anak usia sekolah. "Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah memperbanyak pusat kreativitas anak sampai tingkat kecamatan atau desa," kata Erlina belum lama ini.
Di 2022 ini, kata Erlina, juga akan dibangun Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga). Puspaga ini sendiri juga akan ada dari tingkat provinsi hingga tingkat kelurahan.
"Hal ini juga bertujuan agar DIY menjadi provinsi ramah anak dan layak anak, yang saat ini masih berstatus pelopor bisa berubah menjadi layak anak," ujar Erlina.
Mengingat masih terjadinya kejahatan jalanan yang melibatkan anak usia sekolah, berbagai upaya lainnya juga sudah dilakukan oleh Pemda DIY melalui berbagai OPD. Di Dinas Sosial DIY, juga ada balai untuk melakukan pembinaan dan menangani anak yang terlibat kejahatan jalanan.
"Kejahatan jalanan juga menjadi PR bagi kami, memerlukan satu sekolah khusus di samping sudah adanya balai terkait di dinas sosial yang menangani," jelasnya.
Seperti diketahui, DIY juga tengah merancang boarding school yang berbasis foster care (pengasuhan) untuk mengatasi kejahatan jalanan. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan sebelumnya, anak yang terlibat kejahatan jalanan selama ini banyak yang kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
Melalui boarding school yang akan dibentuk ini diharapkan anak tetap memperoleh hak untuk mendapatkan pendidikan. Boarding school ini direncanakan dibentuk di tanah seluas lima hektare yang ada di Pundong, Sleman.
Kawasan tersebut sebelumnya digunakan training gempa dan akan ditata kembali menjadi boarding school dengan ditambah beberapa sarana dan prasarana.
"Anak-anak yang orang tuanya tidak menerima lagi, kita berikan fasilitas yang lebih baik, tempat pendidikan maupun tempat training keterampilan dan sebagainya untuk di Pundong itu. Asal dia bersedia untuk tinggal disitu, ya dia bisa tetap bersekolah," kata Sultan.