Sleman Siapkan Enam Jalur Alternatif
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Jalur mudik (ilustrasi) | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan, untuk Ramadhan dan Lebaran tahun ini memang ada beberapa perbedaan dan perubahan dari tahun lalu. Salah satunya kegiatan mudik ke daerah masing-masing yang sudah dibolehkan.
Danang menekankan, kebijakan itu perlu antisipasi persiapan bersama agar mudik bisa berjalan lancar. Apalagi, ia mengungkapkan, survei Balitbang Kemenhub diperkirakan ada sekitar 80-85 juta yang melakukan mudik ke seluruh Indonesia.
Sejauh ini, sebagian besar tujuan mudik memang masih Pulau Jawa dan Bali. Danang menuturkan, dari rapat lintas sektor yang telah dilakukan beberapa waktu lalu, DIY akan menjadi salah satu tujuan utama kegiatan mudik maupun kunjungan wisata.
"Diperkirakan 3,5-3,9 juta pemudik yang akan masuk ke DIY," kata Danang, Rabu (27/4).
Saat ini, ia menekankan, kondisi DIY maupun Sleman secara khusus sendiri sudah padat, tanpa kedatangan pemudik. Nantinya, bila ditambah jutaan pemudik maupun pelancong, sudah bisa dibayangkan padatnya DIY, sehingga butuh alternatif.
Khusus menyambut pemudik, Sleman sudah menyelesaikan persiapan infrastruktur. Selain itu, Sleman menyediakan jalur-jalur alternatif sepanjang 310 kilometer, yang telah dilakukan pengecekan lapangan dengan level kesiapan baik dan sedang.
"Harapan kita, jalur-jalur ini bisa jadi pilihan pemudik untuk mengurangi kemacetan di pusat-pusat kota," ujar Danang.
Antara lain Tempel-Pakem-Cangkringan-Kalasan-Prambanan, Klangon-Godean, Mlati-Balangan-Dekso, Prambanan-Piyungan dan Kota Yogya-Godean-Nanggulan. Sleman sudah melakukan perbaikan ke 52 ruas-ruas jalan kabupaten yang selesai 27 April 2022.
Selain itu, ada posko-posko yang disediakan di tiga ruas jalan masuk ke Sleman baik yang ada di Tempel, Prambanan dan Jalan Wates. Danang berharap, semua sarana terus dalam kondisi baik agar dapat memperlancar mudik masyarakat.
"Tetap hati-hati, waspada dan memperhatikan protokol kesehatan," kata Danang.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Arip Pramana menerangkan, jalur-jalur alternatif sudah kondisi baik dan siap digunakan pemudik. Khususnya, pemudik yang tidak akan masuk ke arah Yogyakarta atau Sleman, dapat mengambil jalur tersebut.
"Kondisi visual jalan tinggal Klangon-Tempel dari Banyurejo sampai Bok Renteng masih ada beberapa lubang," kata Arip.
Kapolres Sleman, AKBP Achmad Imam Rifai menambahkan, sebagai langkah pengaturan lalu lintas di jalur mudik mereka sudah berkoordinasi Pemda Jateng maupun Pemkab Klaten. Ia berharap, pergerakan masyarakat ke Sleman melalui Klaten bisa lancar.
Saat ini, sudah ada peningkatan volume kendaraan yang masuk ke Kabupaten Sleman. Meski begitu, angka kenaikan belum signifikan dan tidak sampai membuat kemacetan atau arus terhambat. Menurut Imam, kerawanan kemacetan utama di lokasi wisata.
"Jelang Lebaran, arus masuk Tempel, Prambanan, Gamping kemungkinan ada peningkatan arus, terutama di jam-jam masyarakat ngabuburit, buka puasa," ujar Imam.