REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, ada cukup banyak laporan di mana anak-anak mengalami gejala hepatitis yang belum diketahui penyebabnya. Namun, para ahli menilai kasus hepatitis tersebut dipicu oleh infeksi sebuah strain adenovirus bernama 41F.
Di Inggris, misalnya, saat ini ada 114 anak yang terdiagnosis dengan hepatitis. Jumlah kasus ini tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Anak-anak yang terkena hepatitis mengalami gejala seperti merasa mual atau muntah dan diare yang diikuti oleh sakit kuning atau jaundice.
Menurut laporan dari UK Health Security Agency (UKHSA), ada beberapa faktor yang mungkin memicu terjadinya wabah ini. Salah satu yang sedang diinvestigasi oleh peneliti adalah kemungkinan ada atau tidaknya hubungan wabah hepatitis ini dengan riwayat infeksi Covid-19.
Di sisi lain, UKHSA juga menemukan bahwa sekitar 75 persen anak yang mengalami hepatitis juga sudah terinfeksi oleh galur adenovirus bernama 41F. Strain ini ditemukan oleh tim peneliti melalui analisis sampel darah. Tim peneliti juga menemukan jenis adenovirus lain pada sampel non darah.
"Informasi yang terkumpul dari investigasi kami semakin mengindikasikan bahwa peningkatan kasus hepatitis yang tiba-tiba pada anak ini berkaitan dengan infeksi adenovirus," ungkap direktur klinis dan kemunculan infeksi dari UKHSA Dr Meera Chand, seperti dilansir The Sun, Rabu (27/4/2022).
Kasus hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus memang sangat jarang. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak bisa terjadi.
Adenovirus sendiri merupakan virus yang cukup umum dan bisa menyebabkan beragam gejala pada orang yang terinfeksi. Virus ini memiliki sekitar 50 mutasi. Namun, strain yang saat ini sedang diteliti dan dicurigai berkaitan dengan lonjakan kasus hepatitis pada anak adalah 41F.