REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jagat sepak bola dunia dikejutkan dengan meninggalnya Mino Raiola. Para pemain yang berada di bawah naungannya bersedih, tapi tak ada yang melebihi Zlatan Ibrahimovic. Zlatan bahkan mendampingi Raiola menjelang kematiannya.
Raiola meninggal pada usia 54 tahun, Sabtu (30/4/2022) malam WIB di rumah sakit di Milan, tempat di mana ia telah menjalani perawatan untuk penyakit paru-paru. Ibrahimovic mengunjungi Raiola di rumah sakit pekan ini dan Sky Sport Italia melaporkan bahwa ia kemudian meninggalkan latihan AC Milan pada Sabtu dengan terburu-buru pergi dari lapangan Milanello untuk mendampingi Raiola. Sebab, dia menerima kabar bahwa kondisi Raiola memburuk dan ingin berada di sana, seperti anggota keluarga.
Ibrahimovic juga sempat memberikan wawancara kepada Sky Sport Italia, tahun lalu, menjelaskan bagaimana dia pertama kali bersama Raiola saat bermain untuk Ajax.
“Saya meminta seorang wartawan di Belanda untuk menyarankan agen, karena situasinya tidak terkendali. Setelah sepekan, dia menyarankan agen David Beckham atau 'seorang Italia yang saya pikir Anda akan sangat menyukainya. Dia gayamu, seorang dari jalanan.’ Itu Mino Raiola," kata Ibrahimovic dalam wawancara tersebut, dikutip dari Football Italia.
Pada pertemuan pertama, kata Ibrahimovic, Raiola mengeluarkan potongan-potongan kertas berisi data. Di dalamnya ada statistik pemain hebat. Raiola menunjukkan kepada Ibrahimovic statistik Andriy Shevchenko, 25 pertandingan dan 23 gol. Pippo Inzaghi, 27 pertandingan dan 25 gol. Bobo Vieri, 24 pertandingan dan 23 gol.
“Kemudian Ibrahimovic, 21 pertandingan dan empat gol. Dia berkata: 'Bagaimana saya bisa menjual Anda jika Anda memiliki statistik ini?'. Saya percaya pada diri sendiri dan berkata jika saya memiliki statistik itu, saya tidak membutuhkan agen, bahkan ibu saya bisa menjual saya. Inilah mengapa saya membutuhkan agen. Mino tertawa," kata Ibrahimovic.
Raiola merupakan salah satu kalau tidak bisa dikatakan agen paling terkenal di dunia sepak bola. Sosok yang lahir di Italia dan dibesarkan di Belanda berubah dari penerjemah menjadi salah satu kekuatan besar dalam olahraga.