3. Tanpa sholat qabliyah dan ba'diyah
Di dalam sholat Id, tidak ada sholat sunnah, baik qabliyah (sebelum) atau ba'diyah (sesudahnya). Dasarnya adalah,
وعن ابن عباس أن النبي صلى يوم العيد ركعتين لم يصل قبلهما ولا بعدهما
Dari Ibnu Abbas ra , berkata: "Sesungguhnya Nabi saw ketika melaksanakan sholat Id, beliau tidak melaksanakan sholat apapun baik sebelum atau sesudahnya" (HR Bukhari dan Muslim)
Namun dalam madzhab Syafi'i, khusus untuk makmum, maka hukumnya boleh-boleh saja shalat sunnah, baik sebelum maupun sesudahnya, baik di rumah ataupun di tempat dimana sholat hari raya dikerjakan, asalkan sholat sunnah tersebut tidak ada hubungannya dengan sholat sunnah hari raya. Maka berdasarkan penjelasan ini jika sholat dilaksanakan di masjid, misalnya, boleh hukumnya sholat sunnah Tahiyyatul Masjid atau boleh juga sholat duha sementara menunggu imam atau boleh juga qadha sholat.
Namun, tidak ada sholat sunnah sebelum dan sesudah dalam hadist itu maksudnya adalah sholat qabliyah dan ba'diyah, lebih khsusus lagi hadits tersebut teruntuk bagi imam sholat hari raya, dimana imam disunnahkan datang belakangan setelah semua orang kumpul di masjid atau lapangan. Pada saat imam datang, maka takbiran dihentikan serta imam langsung memimpin sholat Id tanpa harus terlebih dahulu sholat dua rakaat untuk Tahiyyatul Masjid.
Hal ini berdasarkan perilaku Rasulullah:
روى أبو سعيد الخدري رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يخرج يوم الفطر والأضحى إلى المصلى ، فأول شيء يبدأ به الصلاة
Abu Said Al Khudri berkata, "Hal pertama yang Rasulullah SAW kerjakan setelah keluar menuju mushala (lapangan) pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah sholat (maksudnya sholat Id itu sendiri)
Namun dalam mahazab Hanbali makruh hukumnya mengqadha sholat sebelum sholat Id, karena menurut Imam Ahmad ada kekhawatiran nanti orang-orang mengikutinya, pun demikian dengan sholat sunnah lainnya. Begitu juga dalam mazhab Hanafi makruh hukumnya secara umum jika ada yang mengerjakan sholat sunnah sebelum atau sesudah sholat Id.