REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra mengatakan, untuk membuktikan Islam sebagai agama perdamaian. Setiap Muslim harus damai dalam dirinya sendiri, tidak dikuasai hawa nafsu kemarahan dan kebencian.
"Untuk berdamai dengan dirinya, setiap Muslim harus sepenuhnya menyerahkan diri (taslim) kepada Allah," kata Prof Azyumardi Azra saat menjadi khatib di Masjid Agung Sunda Kelapa, Senin (2/5/2022).
Setiap Muslim harus meninggalkan hawa nafsu angkara murka, merasa paling benar sendiri, dan memaksa orang lain dengan kekerasan untuk tunduk padanya. Hanya dengan kedamaian dalam diri masing-masing, maka perdamaian dan kedamaian di antara manusia dan lingkungan hidup dapat diciptakan.
"Tanpa kedamaian internal, tidak ada kedamaian eksternal," katanya
Di sinilah terletak relevansi firman Allah SWT surah Al-Fath ayat 4 yang artinya:
"Dialah yang telah menurunkan ketenangan, kedamaian (sakinah) ke dalam hati orangorang Mukmin supaya keimanan mereka bertambah, di samping keimanan mereka (yang telah ada)"
Fitrah, ukhuwwah dan kedamaian adalah pilar-pilar utama untuk terwujudnya peradaban maju dan mulia. Sebaliknya, kekacauan dan anarki menimbulkan gangguan terhadap kehidupan dan peradaban umat-bangsa.
Para ulama fiqh siyasah (politik) menolak kekacauan dan anarkisme. Ketidaktertiban dan ketiadaan hukum, kekacauan dan anarkisme mengganggu pelaksanaan ibadah, dan mengakibatkan kerusakan kehidupan dan peradaban.
Dengan memahami dan mengamalkan pesan spiritual hakiki dan substantif dalam ajaran Islam tentang fitrah, ukhuwwah, komonalitas dan kebinnekaan; perdamaian dan kedamaian. Maka Insya Allah umat dan bangsa Indonesia dapat membangun peradaban maju, tinggi dan mulia.
"Sebagai negara Muslim terbesar di muka bumi, kaum Muslimin Indonesia memikul amanah besar dan mulia berdiri di depan memajukan peradaban umat-bangsa dan kemanusiaan universal," katanya.
Pada kesempatan khutbahnya itu dia mengajak jamaah berdoa dengan hati yang khusus. Sehingga Allah SWT memberikan pertolongan dapat menjaga kesucian Islam.
"Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdoa dengan hati yang khusyu’ dan pikiran jernih, memohon kepada Allah SWT agar kita dapat memelihara fitrah kita, dapat memperkuat ukhuwwah dan mewujudkan perdamaian dan kedamaian untuk membangun peradaban umatbangsa dan dunia yang maju dan mulia," katanya.