Ahad 08 May 2022 10:10 WIB

Api Besar Menyala di Kilang Balongan, Ini Penjelasan Pertamina

Kilang Balongan saat ini sedang melaksanakan start up

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Esthi Maharani
Kilang Balongan Pertamina
Foto: Istimewa
Kilang Balongan Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Warga di sekitar wilayah Kecamatan Balongan dan Indramayu Kota dibuat kaget saat melihat langit di atas kilang Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan menyala merah, Sabtu (7/5) malam. Warga khawatir peristiwa ledakan yang pernah terjadi pada 2021 terulang kembali.

‘’Apinya terlihat menyala besar, takut kejadian yang dulu (ledakan 2021) terulang lagi,’’ ujar salah seorang warga, Yosef (33).

Sebelumnya, warga juga melihat api yang keluar dari cerobong di kilang disertai asap pekat kehitaman. Hal itu pun membuat mereka menjadi khawatir.

‘’Asap yang keluar dari cerobong lebih tebal dari biasanya, jadi takut, teringat kasus ledakan yang dulu,’’ tutur seorang warga Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Ani (43).

Menanggapi hal itu, Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI Refinery Unit VI Balongan, Imam Rismanto, menjelaskan, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VI Balongan saat ini sedang melaksanakan startup. Yakni, pengoperasian kembali kilang pasca selesainya pelaksanaan turn around atau proyek perawatan kilang.

Menurut Imam, startup Kilang Pertamina RU VI Balongan dilakukan secara bertahap sejak akhir April 2022. Dia mengakui, saat startup berlangsung, akan ada kondisi dimana nyala api pada flare akan lebih besar dari biasanya disertai dengan suara yang juga lebih besar.

Imam memastikan, nyala api yang terlihat lebih besar itu merupakan kondisi normal ketika tahapan startup kilang dilakukan.

‘’Masyarakat tidak perlu khawati. Ini kondisi normal dan dilakukan dengan pengawasan aspek safety yang ketat,’’ kata Imam.

Imam menjelaskan, flare merupakan bagian peralatan kilang Balongan yang berfungsi membakar gas sisa proses produksi kilang dan menjaga kestabilan operasional kilang. Dengan demikian, bisa melindungi kilang minyak dari ancaman tekanan berlebihan.

Selain sebagai pengamanan, lanjut Imam, pembakaran gas flare bertujuan untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan.

‘’Karena apabila gas yang dibuang ke udara tanpa dibakar terlebih dahulu, tentunya memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar,’’ ujar Imam.

Imam menambahkan, pelaksanaan startup kilang Balongan itu juga sebelumnya telah dikomunikasikan kepada para kepala desa di sekitar kilang Balongan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement