REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kepala Terminal Leuwipanjang Asep Hidayat mengatakan, puncak arus balik akan memuncak hari ini, dengan perkiraan 7.000 keberangkatan menuju wilayah Jabodetabek. Arus balik sendiri, kata Asep, telah terlihat dari H+2 (4/5/2022).
“Sekitar 7.000 kemarin, arus balik sudah terlihat dari h+2 sudah terlihat, kemarin tuh puncaknya h+2 6.000 dan terus melonjak sampai kemarin, 7.000,” ujar Asep saat dihubungi Republika, Ahad (8/5/2022).
“Untuk besok akan menurun kemungkinan, kalau hari ini (8/5) puncaknya ya diperkirakan untuk berangkat ke Jabodetabek bisa sampai 7.000 lebih kalau yang datang ke Bandung bisa 6.000 lebih lah,” sambungnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan arus balik, Terminal Leuwipanjang telah menyiapkan 400-500 armada untuk melayani para penumpang. "Jadi semua totalnya ada sekitar 500 bus yang akan dioperasikan," ucapnya.
Saat ditanya terkait kebijakan rekayasa lalu lintas lawan arus (contraflow) dan satu arah (one way) yang diterapkan pihak kepolisian saat arus mudik, Asep mengatakan bahwa hal itu tak terlalu berdampak pada penumpukan penumpang.
"Contraflow ataupun one way enggak ada pengaruh, karena persediaan (armada bus) kita cukup, jadi enggak ada pengaruh," ucapnya.
"Kecuali hari lebaran kedua itu, Sukabumi ada kemacetan ada sampai berjam-jam, itu dampaknya di sini ada bus datang terlambat, tapi penumpang masih bisa terlayani," kata dia menambahkan.
Berdasarkan pantauan, terlihat adanya kenaikan harga tiket bus di Terminal Leuwipanjang, mencapai 35 persen. Asep mengatakan, pihaknya menyerahkan adanya peningkatan harga tiket ini kepada para pengusaha bus yang dinilainya mengikuti dan mengawasi harga batas atas dan bawah tiket bus.
"Kenaikannya mencapai 25-35 persen semasa mudik dan arus balik Lebaran ini. Misal dari rata-rata Rp 125 ribu menjadi Rp 145 ribu," ucapnya.