Kurangi Sampah Masuk TPST Piyungan, TPS3R Bakal Diefektifkan
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Warga menutup akses menuju TPST Piyungan ini merupakan bentuk penolakan terhadap proses transisi pembuangan sampah ke lahan baru. Selain itu, warga juga meminta penutupan TPST Piyungan secara permanen. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemblokiran akses menuju TPST Piyungan yang dilakukan warga sejak 7 Mei 2022 kemarin berdampak pada pembuangan sampah di DIY. Terutama bagi Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta yang membuang sampahnya ke TPST Piyungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kuncoro Cahyo Aji mengatakan, pihaknya sudah sepakat dengan kabupaten/kota untuk mengefektifkan TPS3R. TPS3R ini diefektifkan agar pengelolaan sampah selesai di tingkat kelurahan.
Dengan begitu, katanya, sampah yang masuk ke TPST Piyungan dapat berkurang. Saat ini ada 64 TPS3R yang diefektifkan di tingkat kelurahan.
Pihaknya bersama kabupaten/kota akan menambah setidaknya 109 TPS3R. Jika nantinya, seluruh TPS3R ini sudah efektif, maka diperkirakan hanya akan ada 10 persen sampah yang masuk ke TPST Piyungan.
"Kita tambah lagi 109 TPS3R karena target kami sampah selesai di tingkat kelurahan. Kalau sudah efektif ini yang masuk ke Piyungan sekitar 10 persen, itu pun hanya residu yang sudah tidak bisa diolah di tingkat TPS3R," kata Kuncoro kepada Republika, Ahad (8/5/2022).
Penambahan 109 TPS3R di tingkat kelurahan tersebut belum dipastikan kapan akan terselesaikan. Hal itu tergantung dengan ketersediaan dana yang ada.
"Tapi kami akan tetap mengusulkan dengan planning yang matang. 109 itu kami harapkan setiap kelurahan bisa menyelesaikan sampahnya sendiri secara mandiri," ujar Kuncoro.
Selain itu, Kuncoro juga meminta kepada pihak-pihak universitas untuk mengelola sampahnya secara mandiri. Sebab, universitas juga menyumbang sampah yang cukup tinggi dan saat ini kebanyakan dari universitas belum melakukan pengelolaan sampahnya secara mandiri.
"Saya sudah mendorong ke universitas untuk bisa menyelesaikan sampahnya sendiri, supaya yang masuk ke Piyungan tidak terlalu banyak. Berkaitan dengan itu, maka saya membuat Program Jogja Hijau, salah satu indikatornya karena tidak mampu menyelesaikan masalah sampahnya sendiri," jelasnya.
sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 500-600 ton er hari di masa sebelum pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, sampah yang masuk naik menjadi 756 ton per hari.
Bahkan, sejak masa mudik Lebaran 2022 kemarin, volume sampah yang masuk lebih meningkat yakni mencapai 906 ton per harinya. Kuncoro menjelaskan, pihaknya juga terus melakukan penataan sampah di TPST Piyungan dan hasilnya dinilai cukup efektif mengurangi ketinggian tumpukan sampah.
Pihaknya membatasi ketinggian sampah yakni 140 meter dari permukaan laut. Saat ini, ketinggian sampah belum mencapai batas yang ditentukan yakni 136 meter di atas permukaan laut.
Penataan sampah dilakukan tiap akhir pekan dan sudah berjalan selama beberapa pekan ini. "Setiap hari minggu dalam beberapa minggu ini TPST Piyungan kami tutup karena penataan harus kami selesaikan," tambah Kuncoro.