REPUBLIKA.CO.ID, ATTIKA -- Perlunya pembuatan pemakaman Muslim di Attica, Yunani, kembali ditegaskan dalam konferensi pers yang digelar bersama komunitas Afghanistan dan Pakistan di Yunani, anggota parlemen SYRIZA dan Gerakan Bersatu Melawan Rasisme dan Ancaman Fasis (KEERFA).
Dilansir Ekathimerini, Ahad (8/5/2022), desakan tersebut dipimpin oleh keluarga Fagiri, yang anaknya berusia 5 tahun meninggal setelah dilindas truk di fasilitas akomodasi Malakasa pada Januari 2021. Anak itu dimakamkan di pemakaman Schistos.
Keluarga Fagiri menuntut keadilan atas kematian anak mereka, agar jenazahnya dipindahkan ke pemakaman Muslim di Thrace, dan juga agar pemakaman Muslim dibuat di Attica.
Anggota parlemen SYRIZA dan mantan menteri Nikos Filis menyalahkan kepentingan kontrak atas kegagalan untuk membuat pemakaman Muslim selama masa jabatan SYRIZA. "Pemakaman ini adalah masalah ketertiban demokrasi, masalah penghormatan terhadap hak asasi manusia," tambahnya.
Secara keseluruhan penduduk Muslim di Yunani berasal dari latar belakang etnis, bahasa, dan sosial yang berbeda. Mereka berasal dari etnis Turki, Pomaks, Roma, dan Muslim Yunani yang memeluk Islam, terutama pada abad ke-17 dan 18 Masehi.
Selain itu, animo masyarakat Yunani terhadap Islam terbilang meningkat. Sensus tahun 2006 menyebutkan bahwa dari total penduduk Yunani yang mencapai 10 juta jiwa, sekitar dua juta jiwa merupakan kaum imigran. Sebagian besar dari para imigran tersebut adalah Muslim.
Ada pula pendatang Muslim yang masuk dan kemudian tinggal di Yunani. Pendatang atau imigran Muslim pertama yang beragama Islam kebanyakan dari Palestina. Mereka tiba pada 1970-an di wilayah utama Yunani, yaitu Athena dan Thessaloniki. Sejak 1990, jumlah imigran Muslim yang datang ke Yunani meningkat. Sebanyak 50 persen berasal dari Albania, sedangkan sisanya imigran yang datang dari negara-negara Timur Tengah, Pakistan, India, dan Bangladesh
Konstitusi Yunani menjamin kebebasan mutlak dalam beragama. Konstitusi tersebut juga menyatakan bahwa setiap orang yang tinggal di wilayah Yunani akan menikmati perlindungan penuh akan kepercayaan mereka. Dalam kenyataannya, Muslim Yunani justru menjadi komunitas yang termarginalkan dan kerap diabaikan pemerintah.
Athena memang menjadi satu-satunya ibu kota negara Uni Eropa yang tidak memiliki tempat ibadah umat Muslim. Kondisi tersebut memaksa Muslim di Kota Athena harus menempuh perjalanan ke Thrace yang berjarak 700 kilometer dari Athena hanya untuk menggelar acara pernikahan, pemakaman, atau upacara keagamaan lainnya. Thrace merupakan wilayah di utara Yunani yang dihuni minoritas Turki yang berjumlah 120 ribu orang. Tidak ada masjid dan tidak ada pemakaman.