REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta melanjutkan ambisi metaverse-nya dengan mengganti nama Facebook Pay menjadi Meta Pay. Itu adalah sistem pembayaran yang tersedia di Facebook, Messenger, Instagram, dan WhatsApp.
Menurut postingan blog dari Kepala Perdagangan dan Teknologi Keuangan Meta, Stephane Kasriel, perubahan nama akan terjadi dalam waktu dekat. Perubahan juga merupakan indikasi terbaru perusahaan yang sebelumnya dikenal Facebook masuk dalam konsep metaverse.
“Kami fokus meningkatkan pengalaman pembayaran yang telah kami sediakan dengan Facebook Pay di mana kami melihat adopsi yang baik,” kata Kasriel. Dalam postingannya, diketahui ada 160 negara yang menggunakan platform Meta untuk melakukan pembayaran.
Meta juga mencari cara untuk menyederhanakan pengalaman pembayaran di platformnya. Kasriel menjelaskan tentang dompet tunggal yang akan digunakan orang untuk mewakili siapa mereka, apa yang mereka miliki, dan cara membayar. Saat ini, dompet tunggal masih dalam proses tahap awal.
“Kami melihat bagaimana Anda dapat membuktikan siapa Anda dan membawa identitas itu ke dalam pengalaman yang berbeda di metaverse, bagaimana Anda dapat menyimpan barang digital yang Anda miliki dan membawanya ke mana pun Anda pergi serta bagaimana Anda dapat membayar dengan mudah dan dengan metode pembayaran yang Anda inginkan,” ucapnya.
Kasriel juga membahas tentang teknologi Web3 seperti blockchain dan non fungible token (NFT). “Di luar NFT, ada banyak token Web3 lain yang menurut kami menarik, yaitu token sosial, token komunitas, token tata kelola serta aset dunia nyata yang diberi token. Ada banyak peluang di sini dan kami mengambil langkah untuk memahaminya lebih baik dan apa artinya bagi metaverse,” tambahnya.
Dilansir The Verge, Jumat (13/5/2022), Meta sudah mulai melakukan sesuatu yang baru dengan NFT. Pekan lalu, Meta mengumumkan akan mulai menguji kemampuan untuk berbagi NFT di Instagram. CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan hal tersebut juga akan hadir di Facebook.
Terlepas dari ambisi metaverse, Meta sedikit mengurangi investasinya dalam ide tersebut. Reuters melaporkan pada Rabu bahwa perusahaan memberi tahu staf di divisi Reality Labs untuk bersiap menghadapi pengurangan meskipun tidak ada rencana PHK.
Namun, perusahaan masih mendorong keras pada realitas virtual (VR) dengan Zuckerberg memamerkan headset VR kelas atas Meta yang akan datang dalam video demo singkat pada Kamis dan memiliki rencana besar untuk perangkat keras augmented reality (AR).