Jumat 13 May 2022 21:30 WIB

Kabupaten Tasikmalaya Jadi Daerah Wabah PMK

Hewan ternak yang terinfeksi PMK di Kabupaten Tasikmalaya terus bertambah.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Sejumlah pedagang menunggui sapi dagangannya di Pasar Hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (11/5/2022). Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya akan menutup seluruh pasar hewan se-Kabupaten Tasikmalaya per 13 Mei 2022 untuk memutus penyebaran PMK pada ternak sapi.
Foto: Republika/Bayu Adji
Sejumlah pedagang menunggui sapi dagangannya di Pasar Hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (11/5/2022). Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya akan menutup seluruh pasar hewan se-Kabupaten Tasikmalaya per 13 Mei 2022 untuk memutus penyebaran PMK pada ternak sapi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kabupaten Tasikmalaya telah ditetapkan sebagai daerah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Pasalnya, hewan ternak yang terinfeksi PMK di Kabupaten Tasikmalaya terus bertambah.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Heri Kustiana, mengatakan, hewan ternak yang terindikasi terinfeksi PMK terus bertambah. Per Jumat (13/5/2022), terdapat penambahan lima ekor sapi yang terindikasi terinfeksi PMK. Saat ini, total terdapa 72 ekor sapi di Kabupaten Tasikmalaya yang terserang PMK.

Baca Juga

"Jadi total keseluruhan 72 ekor. Sebanyak 29 ekor positif melalui pemeriksaan laboratorium, sisanya suspek," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat.

Angka total itu berbeda dengan data yang didapat Republika sebelumnya. Pada Kamis (12/5/2022), total hewan ternak yang terinfeksi PMK di Kabupaten Tasikmalaya disebut telah mencapai 82 ekor.

Heri mengatakan, sebelumnya terjadi kesalahan pendataan yang dilakukan oleh petugas di lapangan. Data pada hari sebelumnya disebut telah diralat.

"Yang benar baru 72 ekor," kata dia.

Ia menyebutkan, dari 72 ekor sapi yang terserang PMK, baru 29 ekor yang positif melalui uji laboratorium. Sisanya baru suspek, meski secara fisik telah terlihat hewan ternak itu terserang PMK. Heri menambahkan, belum ada ternak di wilayahnya yang mati akibat terinfeksi PMK. Namun, sudah ada tiga ekor potong paksa. Sementara ternak lainnya diberikan obat antibiotik, vitamin, dan antiradang.

"Kami pantau ada perbaikan ke arah sehat," kata dia.

Penyebaran PMK pada hewan ternak telah menyebar di tujuh kecamatan Kabupaten Tasikmalaya. Tujuh kecamatan itu adalah Singaparna, Rajapolah, Manonjaya, Salopa, Kadipaten, Pagerageung, dan Gunungtanjung.

Menurut Heri, dengan penyebaran PMK yang ada, Kabupaten Tasikmalaya sudah dinyatakan sebagai daerah wabah. Namun, pihaknya masih menunggu penetapan dari Menteri Pertanian.

"Kami sudah dinyatakan sebagai daerah wabah, cuman penetapannya dari Menteri Pertanian belum turun," kata dia.

Sebagai langkah mengantisipasi penyebaran makin meluas, Heri mengatakan, pihaknya sudah tutup seluruh pasar hewan di Kabupaten Tasikmalaya per hari ini. Penutupan itu disebut telah sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan Menteri Pertanian.

"Pasar hewan di kami yang akrif ada tiga, yaitu Pasar Domba Ciawi, Pasar Domba Singaparna, dan Pasar Hewan Manonjaya. Ada satu lagi di Pancatengah, tapi populasinya tak terlalu banyak. Itu semua ditutup sementara," kata dia.

Kendati seluruh pasar hewan di Kabupaten Tasikmalaya ditutup, masyarakat dinilai tetap bisa membeli hewan ternak. Sebab, Pemkab Tasikmalaya telah memiliki kantong produksi di tiap kecamatan.

"Barangkali masyarakat bisa memanfaatkan ternak dari daerahnya yang ada di tiap kecamatan, tidak membeli dari luar daerah," kata Heri.

Ia mengakui, penutupan pasar hewan ini tentu berdampak secara ekonomi dan kerawanan pangan. Namun itu harus dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian penyebaran PMK. Apabila tak dilakukan penutupan, dikhawatirkan penyebaran akan lebih parah.

"Jual beli juga otomatis terdampak. Karena kemarin yang ke Manonjaya dari Jateng dan Jatim, yang kondisinya suspek itu dikembalikan. Termasuk di Pasar Domba Singaparna dari luar tidak banyak yang masuk," ujar dia.

Heri memperkirakan, ada penurunan penjualan hewan ternak di Kabupaten Tasikmalaya menurun hingga 40 persen setelah adanya wabah PMK. Dengan kebijakan penutupan pasar hewan, penurunan penjualan diprediksi akan lebih parah.

Ia mengimbau masyarakat tak perlu terlalu khawatir terkait wabah PMK yang menular pada hewan ternak. Sebab, penyakit itu tak menular ke manusia.

"Namun, manusia bisa jadi perantara penularan. Mangkanya kami batasi lalu lintasnya," kata dia.

Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Hewan Manonjaya, Rukmana, mengatakan, saat ini tempatnya telah ditutup. Tak ada sama sekali aktivitas jual beli.

"Memang di sini juga bukanya setiap Rabu. Jadi untuk melihat efektif atau tidaknya itu Rabu depan," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement