REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) gagal mencapai kesepakatan mengenai paket keenam sanksi terhadap Rusia pada Senin (16/5/2022), termasuk embargo minyak yang kontroversial. Setelah pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa di Brussels, Perwakilan Tinggi blok untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell mengatakan pada konferensi pers bahwa suara bulat belum tercapai mengenai masalah ini.
"Namun, Uni Eropa akan terus menjatuhkan sanksi pada Rusia untuk membuat harga invasinya ke Ukraina tak tertahankan bagi Kremlin," kata Borrell.
Masalah ini sekarang akan dirujuk ke Komite Perwakilan Tetap Pemerintah Negara-Negara Anggota ke Uni Eropa (COREPER). Borrell menambahkan bahwa Uni Eropa akan memberikan tambahan 500 juta euro (521 juta dolar AS) dari fasilitas perdamaian blok itu untuk pengiriman senjata ke Ukraina. Ini membawa jumlah total bantuan Uni Eropa menjadi dua miliar euro.
Paket sanksi keenam diusulkan oleh Komisi Eropa pada 4 Mei 2022. Namun, Hongaria, yang sangat bergantung pada minyak Rusia, menghalangi kesepakatan tersebut. Borrell mengatakan tidak mungkin untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan.
"Sanksi biaya. Sanksi merugikan orang yang sedang sanksi dan memiliki efek jaminan pada orang yang sanksi. Namun satu hal yang jelas untuk semua orang di Dewan: kita harus menyingkirkan ketergantungan energi Uni Eropa sehubungan dengan minyak, gas, dan batu bara yang datang dari Rusia," katanya.