REPUBLIKA.CO.ID, KATALUNYA — Pebalap Ferrari Carlos Sainz mengutarakan pertanyaan tentang dampak jangka panjang mobil Formula 1 generasi baru terhadap kesehatan pebalap menjelang Grand Prix Spanyol di Catalunya, Jumat (20/5).
Sang pebalap Spanyol mengaku sakit membalap dengan suspensi yang lebih kaku untuk mencegah mobil memantul-mantul karena efek "porpoising", yang dialami beberapa tim menyusul perubahan regulasi musim ini.
Ketika ditanya bagaimana mobilnya dikendarai di Monako pekan depan, Sainz menanggapinya dengan pertanyaan untuk membuka diskusi.
"Lebih dari Monako... seberapa besar yang harus dibayar pebalap untuk punggungnya dan kesehatannya dalam berkarier di Formula 1 dengan filosofi mobil seperti ini?" kata Sainz dikutip Reuters, Kamis. "Saya rasa kita sangat perlu membuka diskusi.
"Saya rasa regulasi ini sangat baik. Mereka benar-benar menerapkan apa yang kita butuhkan untuk balapan. Akan tetapi, apakah kami perlu membalap sekaku itu untuk leher dan punggung kami seperti yang harus kami lakukan belakangan ini?"
Sainz, yang debut di F1 pada 2015 dan telah menjalani 145 balapan, mengaku merasakan perubahan.
"Saya menjalani pemeriksaan rutin di punggung saya, kekakuan leher dan sebagainya dan saya melihat tahun ini saya lebih kaku di mana-mana.
"Saya sudah merasakannya. Saya tidak perlu nasihat pakar untuk mengetahui bahwa 10 tahun seperti ini akan berat, dan Anda akan perlu bekerja lebih banyak lagi untuk mobilitas dan fleksibilitas."
Lando Norris, mantan rekan satu tim Sainz di McLaren, terlihat kurang simpatik.
"Saya kira Anda mendapat efek yang jauh lebih buruk dari menabrakkan mobil dengan gaya 50 atau 60G seperti yang sebagian dari kami pernah alami," kata pebalap yang mobilnya tak terlalu terpengaruh oleh porpoising seperti yang lainnya.
"Banyak cara untuk menghentikan porpoising. Seperti menaikkan ketinggian bagian belakang 20mm," kata Norris, yang mengetahui itu bakal memiliki efek negatif terhadap kecepatan dan performa mobil.