Senin 23 May 2022 18:32 WIB

Muncul Wacana Ganjar-Erick Dipasangkan, Ini Kata Pengamat

Partai politik akan sangat menentukan siapa calon yang akan digadang ke depan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada penyerahan bantuan alat kesehatan (alkes) bantuan BUMN kepada Pemprov Jawa Tengah, di rumah dinas Guberur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Kota Semarang, Sabtu (16/5)
Foto: dok. Istimewa
Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada penyerahan bantuan alat kesehatan (alkes) bantuan BUMN kepada Pemprov Jawa Tengah, di rumah dinas Guberur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Kota Semarang, Sabtu (16/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa lembaga survei mulai memasangkan beberapa nama potensial sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), seperti simulasi Lembaga Indikator Politik Indonesia yang memasangkan nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir (Ganjar-Erick). Namun menurut  pengamat, semua itu tetap kembali ke keputusan partai politik (parpol) yang menentukan.

Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor menegaskan, pencalonan presiden dan wakil presiden pada kontestasi pemilu itu diusulkan parpol, sesuai konstitusi negara. Karena itu, sebagus dan sebaik apapun kualitas pasangan capres atau cawapres, tetap harus mendapatkan rekomendasi dari parpol.

Baca Juga

"Jadi yang menentukan pencapresan itu bukan opinion leader atau interest group yang memengaruhi opini publik. Secara konstitusional, parpol yang menentukan. Nah apakah nama Ganjar-Erick ini mampu memengaruhi opini partai itu tugasnya, sampai tidak opini tersebut menjadi keputusan partai," jelas Firman kepada wartawan, Senin (23/5/2022).

Kalau disebut pasangan capres ini bagus dan berkualitas tetapi tidak berdampak pada keputusan parpol, ia menilai upaya itu akan sia-sia. Karena hanya berkutat di sekitar opinion leader dan hasil dari lembaga survei.  "Selesai disitu saja, kalau ternyata tidak membuat parpol tertarik mencalonkan mereka," jelasnya.

Maka tugas pentingnya, mendekati parpol-parpol yang memiliki kewenangan  mencalonkan capres dan cawapres. Agar parpol-parpol yang memiliki syarat ketentuan presidential threshold bisa mencalonkan duet nama tersebut ke KPU. 

Firman mengingatkan, setiap parpol pasti ada sosok the 'king maker'-nya yang membuat keputusan. "The king maker di setiap parpol-parpol itu yang harus dipengaruhi. Dan itu bukan tugas yang gampang, karena setiap parpol pasti tetap memprioritaskan kader terbaik atau terutamanya terlebih dahulu," ujar Firman.

Seperti di PDI Perjuangan, publik mungkin sudah menduga akan ada nama Puan yang dimunculkan selain nama Ganjar.  Sosok Puan jauh lebih mudah mendapat persetujuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarno Putri, dibandingkan Ganjar Pranowo. Begitu juga parpol lain seperti Gerindra yang pasti mengutamakan Prabowo Subianto dan Golkar yang mengutamakan Airlangga Hartarto.

Sebelumnya, pada pertemuan Relawan Jokowi di Magelang, Jokowi sudah memberikan sinyal arah dukungan ke Ganjar Pranowo. Hal itu disambut baik Ketua Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) Immanuel Ebenezer, yang juga sempat menjadi ketua Relawan Jokowi. Namun klaim itu dibantah Istana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement