Senin 30 May 2022 06:12 WIB

Pendukung Saint-Etienne Serbu Lapangan Setelah Tim Kesayangan Mereka Terdegradasi

Saint-Etienne kalah adu penalti dari Auxerre pada playoff prmosi-degradasi Ligue 1.

Pendukung Saint-Etienne masuk ke lapangan dan menyalakan suar di
Foto: Tangkapan layar Twitter
Pendukung Saint-Etienne masuk ke lapangan dan menyalakan suar di

REPUBLIKA.CO.ID, SAINT-ETIENNE -- Penggemar yang marah menyerbu lapangan dan menyalakan suar saat Saint-Etienne, salah satu tim sepak bola paling terkenal di Prancis, terdegradasi dari kasta tertinggi pada Senin (30/5/2022) dini hari WIB setelah kalah 5-4 dalam adu penalti dari Auxerre dalam playoff promosi-degradasi mereka.

Pertandingan leg kedua berakhir 1-1 setelah 90 menit tanpa gol pada extra time di Stade Geoffroy-Guichard, Saint-Etienne. Itu membuat skor agregat menjadi 2-2 setelah kedua tim juga bermain imbang 1-1 pada leg pertama.

Baca Juga

Fan Saint-Etienne menyerbu lapangan segera setelah tendangan penalti terakhir gagal dengan suar dinyalakan. Pemain dari kedua tim bergegas ke ruang ganti saat para penggemar berlari melintasi lapangan.

Surat kabar L'Equipe mengatakan para pendukung kemudian dibubarkan oleh polisi. Belum ada korban luka dilaporkan saat ini.

Auxerre unggul lebih dulu pada babak kedua lewat gol dari Hamza Sakhi, sebelum Mahdi Camara menyamakan kedudukan dari Saint-Etienne. Dalam adu penalti, Ryad Boudebouz gagal mengeksekusi penalti untuk Saint-Etienne saat Auxerre memastikan tempatnya musim depan di Ligue 1.

Kiper Auxerre, Donovan Leon, menampilkan performa yang luar biasa. Dia menggagalkan upaya Boudebouz dalam adu penalti dan membuat total delapan penyelamatan

“Saya ada di sana ketika kami degradasi pada 2012,” kata Leon. “Tidak ada yang percaya pada kami di playoff ini, itu benar-benar sulit tetapi kami berhasil naik.”

Saint-Etienne, yang memiliki rekor 10 gelar liga, menjadi tuan rumah leg kedua ketika tim asuhan pelatih Pascal Dupraz gagal berjuang melawan degradasi setelah finis di urutan ke-18 di liga Prancis. Terakhir kali mereka bermain di kasta kedua pada musim 2004-05.

“Kami akan segera mengumumkan berita penting mengenai masa depan klub dan kami sendiri,” kata pemegang saham Saint-Etienne Bernard Caiazzo dan Roland Romeyer dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan sesaat setelah pertandingan.

Saint-Etienne mendominasi liga selama tahun 1960-an dan 70-an. Sebuah kota dengan masa lalu industri yang kuat, Saint-Etienne kehilangan kilau masa lalunya setelah skandal keuangan yang mengguncang klub pada 1980-an, tetapi semangat untuk sepak bola tetap utuh. Selain gambaran suram di lapangan, klub juga mengalami kesulitan keuangan yang memburuk selama pandemi dan krisis kesepakatan TV sepak bola Prancis. Klub ini secara resmi dijual.

Auxerre finis ketiga di divisi kedua. Kemenangan itu mengakhiri absennya selama satu dekade dari kasta teratas.

Baca juga : Panitia Formula E: Perbaikan Atap Ambruk Selesai pada 2 Juni

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement