Senin 30 May 2022 06:22 WIB

Bukan Indonesia, Tesla Malah Investasi Buka Kantor di Thailand

Tesla hanya menjual kendaraan, bukan memproduksi dan merakit mobil di Thailand.

Red: Erik Purnama Putra
Mobil Tesla diparkir di lokasi pembangunan Tesla Gigafactory baru untuk mobil listrik di Gruenheide dekat Kota Berlin, Jerman, Jumat (18/3/2022).
Foto: AP/Michael Sohn
Mobil Tesla diparkir di lokasi pembangunan Tesla Gigafactory baru untuk mobil listrik di Gruenheide dekat Kota Berlin, Jerman, Jumat (18/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla telah mendaftarkan kantornya di Thailand. Kementerian Perdagangan (Kemendag) Thailand menyampaikan, perusahaan milik Elon Musk tersebut mendaftarkan modal tiga juta baht atau sekitar 87.700 dolar AS (Rp 1,27 miliar).

Departemen Pengembangan Bisnis Kemendag menyampaikan, berdasarkan database, Tesla (Thailand) Ltd nantinya menjual kendaraan listrik (electric vehicle/EV) termasuk mobil penumpang, truk pick-up, dan banyak varian lagi.

Dikutip dari Thai Enquirer pada Senin (30/5/2022), anggota dewan perusahaan yang beroperasi di Thailand terdiri tiga direktur Tesla bernama David Jon Feinstein, Vaibhav Taneja, dan Yaron Klein.

Terlepas dari harapan bahwa Thailand dapat menjadi tuan rumah pabrik Tesla, tampaknya perusahaan tersebut hanya akan menjual kendaraan di negeri Gajah Putih. Bukan memproduksi atau merakitnya.

Sementara itu, pemerintah Indonesia mengeklaim, bahwa Tesla telah menunjukkan minat dalam investasi baterai dan pabrik EV di kompleks industri di Provinsi Jawa Tengah. Indonesia adalah pemasok nikel terbesar di dunia, bahan baku utama dalam pembuatan baterai EV.

Masuknya Tesla selaras dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan EV untuk mendukung transisi ke netralitas karbon. Baru-baru ini pada bulan Maret, pemerintah Thailand menyetujui tiga miliar baht dari anggaran fiskal tahun 2022 untuk mendanai insentif mobil listrik. Angka itu termasuk untuk subsidi harga eceran mobil listrik dan pembebasan cukai.

Pemerintah Thailand juga telah mengembangkan rencana 10 tahun untuk industri otomotif untuk beralih dari mobil yang menggunakan bahan bakar fosil ke baterai listrik. Dengan tujuan mobil listrik menyumbang setengah dari total produksi mobil pada 2023.

Pada tahun lalu, The Electric Vehicle Association of Thailand (EVAT) mencatat, ada sebanyak 5.781 mobil listrik, termasuk 3.673 sepeda motor listrik yang terdaftar beroperasi di negeri itu.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement