Kamis 02 Jun 2022 00:31 WIB

 PLN Hemat Rp 10,85 Triliun Berkat Optimalisasi Sistem Digital

Digitalisasi sebagai bagian dari transformasi PLN telah dapat dirasakan manfaatnya

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) berbincang dengan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kanan). Digitalisasi sebagai bagian dari transformasi PLN telah dapat dirasakan manfaatnya. Ilustrasi.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) berbincang dengan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kanan). Digitalisasi sebagai bagian dari transformasi PLN telah dapat dirasakan manfaatnya. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT PLN (Persero) berhasil menghemat dana Rp 10,85 triliun berkat optimalisasi proses digital dalam bisnis internal dan pelayanan seiring dengan program transformasi perseroan. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan proses digitalisasi dalam bisnis PLN tidak lagi dijalankan secara parsial melainkan secara integral, komprehensif, dan holistik dengan melibatkan banyak pihak.

"Digitalisasi sebagai bagian dari transformasi PLN kini telah dapat dirasakan manfaatnya, baik dalam hal efisiensi bisnis ataupun untuk memudahkan pelayanan pelanggan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (1/6/2022).

Baca Juga

Transformasi PLN dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan kekinian, termasuk adanya perubahan kondisi kelistrikan di Indonesia dari sebelumnya defisit menjadi surplus. Situasi pandemi Covid-19 turut menghadirkan tantangan yang justru dengan baik dijadikan momentum percepatan proses transformasi PLN.

Sejak 21 April 2020, PLN telah meluncurkan program transformasi dengan salah satu agendanya digitalisasi guna meningkatkan kinerja perusahaan. Darmawan menjelaskan ada sejumlah program digitalisasi yang sudah dirasakan manfaatnya untuk efisiensi bisnis internal.

Pertama, digital procurement menjadikan proses pengadaan terdigitalisasi secara end to end sehingga proses menjadi lebih transparan, simpel, dan efisien. Berjalannya pengadaan digital ini disebut telah berhasil menghemat biaya operasional hingga Rp 1,608 triliun.

Kedua, digitalisasi pembangkit untuk proses yang lean dan cost yang efisien. Setidaknya, digitalisasi pembangkit telah memberikan penghematan mencapai Rp 100,2 miliar. Ketiga, bergulirnya digitally enable distribution excellences yang memungkinkan proses pemeliharaan dilakukan dengan efisien dan pengambilan keputusan dengan lebih cepat. Program ini telah memberikan penghematan hingga Rp 235,6 miliar.

Keempat, program dispatch optimization yang menjadikan pengaturan sistem kelistrikan andal, berkualitas, dan ekonomis. Digitalisasi sistem kelistrikan ini telah memberikan penghematan mencapai Rp 8,91 triliun.

Program digitalisasi untuk kemudahan layanan pelanggan diwujudkan juga lewat hadirnya aplikasi PLN Mobile generasi terbaru. "SuperApps ini diharapkan menjadi landasan interaksi dengan pelanggan untuk meningkatkan customer experience," kata Darmawan.

Terkait percepatan penyelesaian pengaduan, PLN meluncurkan outage management - notification. Program ini adalah proses sinergi dan berkesinambungan dalam meminimalisir respons dan recovery time penyelesaian pengaduan untuk meningkatkan customer experience.

Terakhir, dihadirkan pula program outage management - yantek optimization. Program ini merupakan langkah optimasi pelayanan teknik yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pelanggan melalui customer experience.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement