Rektor UGM: Informasi dari Pers Rujukan Perangi Berita Bohong
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Rektor UGM: Informasi dari Pers Rujukan Perangi Berita Bohong (ilustrasi). | Foto: VOA
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Rektor UGM, Prof Ova Emilia menilai, informasi berita yang dimuat di media cetak, elektronik dan media daring bisa menjadi rujukan untuk mengatasi penyebaran berita palsu. Terutama, yang beredar di dunia maya.
Hal itu dikarenakan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi melalui media sosial menyebabkan semakin massif penyebaran berita bohong atau hoax. Di AS, surat kabar jadi kanal yang digunakan membalikkan berita-berita tidak benar.
Selain ampuh untuk memerangi berita bohong di dunia maya, ia menilai, media massa menyuguhkan berita yang berisi informasi yang mendidik. Serta, bersifat konstruktif dmengembangkan literasi dan edukasi melek informasi di masyarakat.
"Media sekarang ini makin intens berkembang karena masyarakat ingin mencari berita yang betul-betul valid. Saya kira media yang kini terus ada memiliki satu misi, bisa membuat berita dengan isi atau konten yang mendidik dan konstruktif," kata Ova.
Sebagai rektor baru, Ova menyadari keberadaan jurnalis yang tergabung dalam Fortakgama andil mempublikasikan berbagai karya inovasi dan pemikiran civitas akademika. Ia melihat, media pers sebagai mitra strategis bagi sebuah institusi.
"Terutama, institusi pendidikan dengan misi utamanya mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Ova.
Senada, Rektor UGM periode 2017-2022, Prof Panut Mulyono menuturkan, penyampaian data soal capaian-capaian institusi seperti UGM sangat diperlukan. Sehingga, itu tidak cuma diketahui publik, tapi dapat dimanfaatkan masyarakat secara luas.
Ia menceritakan pengalaman dirinya saat bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Indonesia RI, Moeldoko, yang banyak tahu setelah baca berita soal penelitian microbubble generator. Khususnya, meningkatkan produksi budidaya perikanan.
"Pak Moeldoko menyampaikan ia tahu soal kenal microbubble setelah baca berita," kata Panut.
Untuk itu, Panut berpesan agar UGM nantinya terus mempublikasikan secara rutin terhadap berbagai data hasil inovasi penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen UGM. Ia menekankan, data itu sangat penting disampaikan ke media.
Bagi Panut, prestasi yang dicapai UGM bukanlah semata hasil dari penilaian dari internal institusi, melainkan penilaian dari pihak luar. Pengakuan itu datang dari masyarakat, mereka dapat informasi yang baik dan disampaikan media massa.
"Kedekatan kita dengan fortakagam menjadi sebuah keniscayaan," ujar Panut.