REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Lonjakan kasus Covid-19 yang dikhawatirkan akan terjadi setelah Lebaran tak terjadi di Kabupaten Garut. Sekitar sebulan pascalebaran, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mengklaim kasus Covid-19 di daerah itu terus mengalami penurunan, alih-alih melonjak.
"Kasus Covid-19 di Garut terus menurun," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, saat dikonfirmasi Republika, Jumat (3/6/2022).
Berdasarkan data per 2 Juni 2022, di Kabupaten Garut terdapat delapan kasus aktif. Sebanyak tiga orang menjalani isolasi mandiri dan lima orang menjalani isolasi di rumah sakit.
Asep mengungkapkan, pihaknya memang sempat khawatir akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran, seperti momen Lebaran tahun sebelumnys. Apalagi, beberapa hari setelah Lebaran sempat terjadi kenaikan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut.
Namun, seiring berjalannya waktu, kasus Covid-19 dapat dikendalikan. Menurut dia, kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami penurunan sejak empat pekan terakhir.
"Penambahan kasus yang biasanya sepekan ada 11-16 kasus, saat ini angkanya hanya tiga kasus per pekan. Sudah turun jauh. Mangkanya kami masuk level 1 (PPKM)," kata Asep.
Meski kasus Covid-19 mengalami penurunan, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut terus melakukan penelusuran (tracing) dan pengetesan (testing). Asep menyebutkan, jumlah pengetesan yang dilakukan setiap pekannya selalu di atas angka 1.000.
"Sasaran pengetesan salah satunya adalah anak sekolah. Selain itu, kami juga melakukan tes swab secara acak kepada populasi yang berisiko," kata dia.
Selain itu, vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Garut juga terus digencarkan. Tujuannya tak lain agar imunitas masyarakat menjadi lebih kuat dalam menghadapi Covid-19.
Asep mengatakan, saat ini cakupan vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Garut telah mencapai di atas 93 persen. Sementara cakupan vaksinasi dosis kedua telah melebihi 84 persen. Namun, untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster masih sekitar 35 persen.
"Kami masih terus gencarkan vaksinasi ini. Itu juga jadi prasyarat masyarakat melakukan sejumlah aktivitas masyarakat," kata dia.
Untuk pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga, Asep mengatakan, pihaknya masih fokus kepada populasi yang berisiko seperti tenaga kesehatan (nakes), aparatur sipil negara (ASN), dan lansia. Baru setelah itu, pihaknya akan menyaras kalangan masyarakat yang lain.
Kendati demikian, setiap puskesmas di Kabupaten Garut tetap menyediakan layanan vaksinasi untuk seluruh kelompok masyarakat. "Jadi mereka bisa langsung datang ke puskesmas apabila mau divaksin," ujar Asep.